REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina membunuh atau memenjarakan 18 sampai 20 sumber informasi CIA dari tahun 2010 sampai 2012. Hal ini dilaporkan oleh New York Times, Sabtu, (20/5).
Seperti dilansir BBC, seorang jurnalis New York Times, Matt Apuzzo mengatakan, selama bertahun-tahun Cina dan AS terlibat dalam pertempuran mata-mata yang terjadi di balik layar. Pihaknya menemukan bahwa intelijen Cina telah berhasil menyusup ke pos terdepan National Security Agency (NSA) di Taiwan.
Berita tersebut diterbitkan selama terjadi vakum sementara dalam puncak hubungan diplomatik antara kedua negara. Administrasi Trump telah menunjuk Terry Branstad yang merupakan Gubernur Iowa sebagai duta besar untuk Cina. Namun hingga saat ini dia belum pindah ke Beijing.
Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat, Cui Tiankai belum berkomentar mengenai berita ini. Namun dalam siaran pers baru-baru ini, dia menyebutkan saat ini ada momentum positif yang bisa dinikmati dalam hubungan Cina-AS.