REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Hamas mengecam pernyataan Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya di Arab Saudi, yang menghubungkan gerakan itu dengan aksi terorisme. Menurut Hamas, pernyataan Trump dapat menunjukkan dukungan penuh AS terhadap Israel.
"Pernyataan yang menggambarkan Hamas sebagai kelompok teror telah dikecam dan merupakan bentuk distorsi kepada citra kami, serta menunjukkan dukungan yang jelas terhadap pendudukan Zionis," ujar juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, Ahad (21/5).
Barhoum menggambarkan pidato tersebut sebagai konfirmasi bahwa Trump telah mengikuti kebijakan pemerintah AS sebelumnya. Trump berpidato di hadapan pemimpin dari 55 negara Muslim di Riyadh, Arab Saudi dan mengatakan bahwa mereka harus menjadi pemimpin dalam memerangi radikalisasi.
"Korban sejati ISIS, Alqaidah, Hizbullah, Hamas, dan begitu banyak lainnya, harus dihitung tidak hanya dalam jumlah korban tewas. Harus dihitung juga generasi yang lenyap," kata Trump, dikutip Aljazirah.
Hamas mengatakan, selama ini mereka bertempur untuk melawan pendudukan Israel, bukan Barat. Gerakan tersebut mengumumkan keputusan politik baru awal bulan ini yang menerima pembentukan negara Palestina di sepanjang perbatasan 1967, tanpa mengakui negara bagian Israel, dan mengatakan bahwa konflik di Palestina bukanlah masalah agama.
Pidato Trump disampaikan di hari kedua kunjungannya di Arab Saudi, Ahad (21/5). Ia sedang melakukan tur luar negeri pertama, yang juga akan mengunjungi Israel dan wilayah Palestina.
Aktivis Palestina akan menyerukan protes saat Trump mengunjungi Tepi Barat pada Selasa (23/5). Seruan unjuk rasa diajukan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya Komite Kepemimpinan Nasional Tertinggi, yang mencakup berbagai faksi politik Palestina, termasuk gerakan Fatah.
Komite tersebut dibentuk untuk mendukung tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan di penjara-penjara Israel. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan faksi-faksi Palestina menegaskan penolakan mereka terhadap posisi Amerika, yang bias mendukung pendudukan Israel.