Senin 22 May 2017 15:05 WIB

Sosiolog: Raih Dukungan Kelompok HAM, Komunitas LGBT Jadi Lebih Eksis

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Tolak hubungan seks sesama jenis (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Tolak hubungan seks sesama jenis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Polres Metro Jakarta Utara memeriksa 141 pria yang diduga saat menggelar pesta kaum sesama jenis (gay) di Rumah Toko (Ruko) Kokan Permata Blok B 15-16 Kelapa Gading RT15/03 Kelapa Gading Barat pada Minggu (21/5) malam. Pakar Sosiologi Universitas Indonesia (UI) Ricardi Adnan menjelaskan, fenomena Lesbian Gay Biseksual and Transgender (LGBT) adalah akibat dari liberalisme dan globalisme yang semakin dinamis, termasuk di Indonesia.

(Baca: Soal Kasus Pesta Gay 'The Wild One', Ini Komentar Dokter Boyke)

Perilaku kelompok LGBT, lanjut dia, juga telah berevolusi. Sikap introvert dan cenderung menutupi orientasi seksual, menurut Ricardi kini telah berubah menjadi keinginan untuk show off dan diakui keberadaaanya di mata publik.

"Kelompok ini kan banyak yang tidak disenangi, nah jadi saat mereka mendapat dukungan dari prinsip liberal dan penegakan HAM, mereka menjadi lebih eksis dan ingin memperbanyak kuantitas kelompok mereka," ujar Ricardi saat diwawancarai Republika.co.id, Senin (22/5).

(Baca: 141 Orang Diciduk Polisi dalam Pesta Seks Gay 'The Wild One')

Ricardi melihat, rujukan masyarkat Indonesia dalam menanggulangi fenomena ini belum tepat, mengingat kebanyakan masyarakat selalu mengaitkan kepada HAM. Menurut dia, pencegahan berkembanganya LGBT dapat diselesaikan dengan prinsip pancasila sila pertama, mengingat seluruh agama di Indonesia kebanyakan tidak menyetujui hubungan sesama jenis.

"Karena jarang yang melarikan masalah ini ke pancasila, makanya semakin sulit kita untuk menekan kaum ini," ujar dia.

Menurut Ricardi, jika ditinjau dari Ilmu Sosial, dikenal teori Penularan yang berasal dari lingkungan pergaulaan seseorang yang berpotensi mengubah mind set bahkan orientasi seksual orang tersebut. Penularan, kata dia, lebih banyak menyerang remaja yang hormonnya masih bergejolak atau 'labil'. Namun, anak dibawah umur, lanjut dia, juga memiliki kemungkinan untuk menjadi salah satu dari kelompok LGBT.

"Penularan itu lebih banyak menyerang remaja karena mereka lebih labil. namun dapat juga ke anak kecil yang kebanyakan menjadi korban seksual dan membuat mereka berpotensi menjadi pelaku ke depannya," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement