REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para anggota dan pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tengah menggodok rencana membentuk aliansi baru semacam NATO khusus untuk wilayah Timur Tengah. Hal ini dibahas dalam pertemuan puncak pemimpin NATO di Brussels, Belgia, Kamis (25/5).
Aliansi baru khusus Timur Tengah tersebut nantinya akan dikenal dengan nama Middle East Treaty Organization (METO). Adapun fokus tugas METO adalah melawan milisi ISIS serta mengisolasi Iran. Selain itu, METO juga akan bertukar informasi dengan perhimpunan dan aliansi lainnya dalam rangka menangkal terorisme.
Sumber diplomatik Barat mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat antusias dengan ide dan rencana pembentukan METO. Ia juga telah memberitahu sejumlah pemimpin negara Arab terkait rencana ini.
"Rencananya (pembentukan METO) bergerak maju dan sedang dipelajari. Telah ada kesepakatan untuk menggelar pembicaraan lebih lanjut mengenai pendiriannya dan untuk mencapai kesepakatan mengenai target, mekanisme, serta cara untuk meraihnya," kata seorang diplomat, seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, pada Kamis (25/5) mengumumkan sebuah rencana aksi tentang bagaimana meningkatkan upaya NATO dalam memerangi terorisme, termasuk bergabung dengan koalisi global untuk melawan ISIS.
"Ini akan mengirim pesan politik yang kuat mengenai komitmen NATO untuk memerangi terorisme dan meningkatkan koordinasi di dalam koalisi. Tapi itu tidak berarti NATO akan terlibat dalam operasi tempur," ujar Stoltenberg.