Selasa 30 May 2017 10:12 WIB

PM Kanada Minta Paus Meminta Maaf

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Justin Trudeau
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Justin Trudeau

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah meminta Paus Francis untuk meminta maaf atas peran Gereja Katolik dalam sistem sekolah di Kanada, yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap anak-anak pedalaman selama beberapa dekade. Trudeau bertemu dengan Paus di Vatikan pada Senin (29/5), sebagai bagian dari perjalanannya ke Italia untuk menghadiri KTT G7.

"Saya mengatakan kepadanya betapa penting bagi orang-orang Kanada untuk terus maju dalam rekonsiliasi nyata dengan masyarakat pedalaman dan saya meminta agar dia bisa membantu dengan mengajukan permintaan maaf," kata Trudeau kepada wartawan setelah bertemu dengan Paus seperti dikutip BBC.

Trudeau mengatakan,  dia telah mengundang Paus Francis untuk menyatakan permintaan maaf di Kanada. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada sebelumnya telah terlebih dahulu meminta permintaan maaf dari Paus, sebagai bagian dari proses penyembuhan bagi anak-anak pedalaman yang selamat dari penganiayaan.

Sekolah asrama yang dikelola gereja di Kanada telah didirikan sejak era 1880-an, untuk membawa anak-anak pedalaman dari keluarga mereka agar dapat berbaur dengan masyarakat Kanada. Namun, sekolah asrama terakhir telah ditutup pada 1996 silam.

Sekitar 150 ribu anak-anak pedalaman diambil secara paksa dari keluarga mereka dan dikirim untuk tinggal di sekolah asrama. Mereka telah dilarang untuk berbicara dengan bahasa mereka atau mempraktikkan budayanya sendiri.

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang bertugas mengumpulkan bukti-bukti penganiayaan dari anak-anak selamat, menyebut sekolah-sekolah asrama telah menggunakan budaya genosida. Dalam laporannya, komisi tersebut merekomendasikan agar Gereja Katolik mengajukan permintaan maaf secara formal.

Permintaan maaf telah dikeluarkan oleh Gereja Anglikan, Presbyterian, dan United. Mereka bersama dengan Gereja Katolik membantu menjalankan sekolah-sekolah asrama itu dalam upaya kerja sama dengan pemerintah Kanada.

Pada 2008, mantan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper telah mengajukan permintaan maaf kepada masyarakat perdalaman atas nama warga Kanada. Ia menyebut penganiayaan ini sebagai bagian yang menyedihkan dalam sejarah Kanada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement