REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang anggota parlemen Demokrat berencana membuat draf surat pemakzulan Presiden AS Donald Trump. Rencana itu diungkapkan sehari sebelum mantan direktur FBI James Comey memberi kesaksian di depan Kongres mengenai mengenai penyelidikannya tentang campur tangan Rusia dalam kampanye presiden 2016.
Anggota parlemen dari Texas Al Green yang meminta pemakzulan Presiden pada bulan lalu berencana untuk melangkah maju dengan langkah legislatif berikutnya. Hal itu ia sampaikan pada sebuah konferensi pers di Capitol Hill Rabu (7/6) waktu setempat.
“Ini adalah hambatan keadilan. Ini akan terus menjadi penghalang keadilan terlepas dari kesaksian yang diberikan James Comey. Ini akan tetap menghalangi keadilan terlepas dari temuan penyelidikan apa pun,” katanya, yang dikutip CNN, Rabu (7/6).
Namun para pemimpin Demokrat di Capitol Hill secara khusus mendesak anggotanya tidak menaikkan isu pemakzulan. Dengan alasan mereka perlu mengizinkan investigasi yang telah dilakukan untuk mengungkap rincian lebih lanjut tentang Presiden dan tindakan timnya.
Sesaat setelah pengumuman publiknya tentang upaya pemakzulan, Green mengaku mendapatkan pesan suara dan pesan singkat dengan nada mengancam. Menurutnya, saat ini polisi sedang menyelidikinya.
Selama pidatonya di House pada Mei, Green menegaskan ini adalah gerakannya. “Ini tentang posisi saya, ini adalah tentang apa yang saya yakini, dan inilah tempat saya berdiri, saya tidak akan tergerak, Presiden harus dipecat,” katanya.
Dia juga menjelaskan ini adalah awal dari prosesnya. “Bagi mereka yang tidak tahu, pemakzulan tidak berarti Presiden akan dinyatakan bersalah. Ini hanya berarti parlemen akan mengajukan tuntutan kepada Presiden. Sebuah surat dakwaan, tapi tidak sama,” ujarnya.