Kamis 08 Jun 2017 09:06 WIB

Macron: Prancis tak Kompromi Perangi Terorisme

Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.
Foto: Thibault Camus/AP
Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (7/6), menyampaikan kekhawatirannya terhadap munculnya ketegangan di kawasan Teluk kepada putera mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan seraya menegaskan Prancis tak akan berkompromi dalam perang melawan terorisme.

Sebelumnya pada hari ini, Macron berbicara dengan emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait keretakan hubungan antara negara-negara Teluk, dalam dua percakapan telepon terpisah

"Prancis akan tanpa kompromi dalam perjuangannya melawan terorisme dan pendanaan terorisme," kata seorang pejabat di Kantor presiden Prancis, mengutip apa yang Macron katakan pada putra mahkota Abu Dhabi.

Macron menekankan dalam pembicaraa dengan Abu Dhabi, salah satu bagian dari Uni Emirat Arab, bahwa penting untuk menjaga stabilitas di Teluk dan bahwa dia mendukung semua inisiatif untuk meredakan ketegangan yang meletus antara Qatar dan negara-negara Arab tetangga.

Uni Emirat Arab, bersama dengan Bahrain, Mesir dan Arab Saudi, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin, menuduhnya mendukung terorisme. Libya dan Yaman kemudian bergabung dengan mereka dalam memutuskan hubungan.

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi menyesalkan krisis saat ini antara Arab Saudi serta sekutunya dan Qatar, dan berikrar akan bekerja sama dengan setiap negara untuk mengalahkan petempur ISIS. Perdana Menteri Irak tersebut merujuk kepada krisis antara beberapa negara Arab dan Qatar, ketika Arab Saudi serta sekutunya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam peningkatan pergolakan kekuasaan di Timur Tengah. Banyak pengamat berpendapat krisis itu menciptakan celah dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Negara-negara di Timur Tengah telah menyadari tak ada negara yang jauh dari terorisme, menurut laporan Xinhua. Al-Abadi juga mengatakan Pemerintah Irak takkan membiarkan setiap kekuatan Irak melintasi perbatasan Suriah untuk memerangi petempur ISIS di negara tetangga Irak tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement