Selasa 12 Jan 2021 07:45 WIB

Mengapa Arab Saudi-Qatar Rekonsiliasi?

Konflik antara Qatar dan sejumlah negara Teluk berakhir sudah, apa sebabnya?

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
 Dalam foto yang disediakan oleh Pengadilan Kerajaan Saudi ini, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, kanan, menyambut Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani pada saat kedatangannya untuk menghadiri KTT ke-41 Dewan Kerjasama Teluk di Al-Ula, Arab Saudi, Selasa , 5 Januari 2021.
Foto: Saudi Royal Court via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Pengadilan Kerajaan Saudi ini, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, kanan, menyambut Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani pada saat kedatangannya untuk menghadiri KTT ke-41 Dewan Kerjasama Teluk di Al-Ula, Arab Saudi, Selasa , 5 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Konflik antara Qatar dan sejumlah negara Teluk berakhir sudah. Arab Saudi telah setuju membuka kembali wilayah udara, darat, dan lautnya terhadap Qatar mulai Senin malam.

Pada Selasa, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dipeluk secara hangat oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman setibanya di Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan tahunan Dewan Kerja Sama Teluk atau GCC.

Sambutan hangat itu menandai berakhirnya perselisihan yang telah berlangsung lama antara Qatar dan sejumlah negara Teluk.

Para analis memandang rekonsiliasi ini bertujuan untuk mendirikan blok kawasan untuk melawan Iran.

"Kesepakatan rekonsiliasi ini dapat digambarkan sebagai upaya penyelesaian krisis Teluk," kata Mutahar Al-Sofari, analis politik Yaman, kepada Anadolu Agency.

"Negara-negara GCC mencoba memberikan lebih banyak tekanan pada Iran dan meningkatkan posisi Teluk vis-à-vis Teheran jika AS memutuskan memperketat blokade ekonominya terhadap Iran," kata Al Sofari.

Membuka KTT GCC di kota bersejarah al-Ula di Saudi, Mohammad bin Salman menyerukan upaya bersama untuk melawan ancaman yang ditimbulkan Iran.

Penguasa de facto dari kerajaan kaya minyak itu mengatakan program rudal nuklir dan balistik Iran serta "rencana subversif dan destruktif" negara itu memerlukan tindakan serius oleh komunitas internasional.

Bin Salman mengatakan KTT Teluk akan "inklusif" dan mendorong negara-negara menuju solidaritas dalam menghadapi tantangan di kawasan Teluk.

photo
Pertemuan empat Menteri Luar Negeri negara Arab, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi dan Mesir di Kairo, 5 Juli 2017. Mereka membahas langkah mereka terhadap Qatar. - (Khaled Elfiqi, Pool via AP)

"Negara-negara GCC sangat perlu menyatukan upaya mereka memajukan kawasan dan menghadapi tantangan yang mengelilinginya, terutama ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir rezim Iran," kata Bin Salman.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement