REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kementerian Dalam Negeri Qatar mengatakan tim investigasi telah mengidentifikasi sumber-sumber yang meretas situs dan akun media sosial kantor berita mereka, Qatar News Agency (QNA). Qatar mengklaim, peretasan QNA merupakan pemicu retaknya hubungan diplomatik mereka dengan beberapa negara Teluk.
Pada 24 Mei lalu, QNA diketahui menerbitkan sebuah berita yang ternyata merupakan berita palsu hasil aksi peretasan. Dalam laporan palsu itu, disebutkan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dalam sebuah pidato di upacara wisuda militer mengkritik ketegangan baru-baru ini dengan Iran.
Selain itu, Al Thani juga menyatakan adanya kebutuhan mengkontekstualisasikan Hizbullah dan Hamas sebagai gerakan perlawanan. Ia pun menyebut Donald Trump tidak akan lama menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
Berita palsu itu tersiar dan tersebar luas. Hal ini yang memicu Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka menuding Qatar sebagai negara penyokong kelompok teroris.
Baca: Boikot Qatar Gara-Gara Berita Palsu?
Menyadari efek berita palsu yang cukup menggoyahkan politik luar negeri mereka, Qatar pun segera meluncurkan penyelidikan. Terkait hal ini, Qatar meminta bantuan FBI untuk menyingkap aksi peretasan QNA. Setelah diselidiki Qatar menyebut FBI mengonfirmasi adanya peretasan dan penanaman berita palsu di QNA.
Kementerian Dalam Negeri Qatar merilis hasil penyelidikan terbaru terkait aksi peretasan QNA. "Tim investigasi mengonfirmasi aksi peretasan menggunakan teknologi tinggi dan metode inovatif dengan memanfaatkan 'cyber-bug' di situs QNA," ucapnya.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Qatar berkas peretasan telah dibenamkan di situs QNA sejak April. "Tim mengonfirmasi berkas peretasan telah dipasang pada April, yang kemudian dieksploitasi untuk menyebarkan berita yang dibuat pada 24 Mei," katanya.
Kementerian Dalam Negeri Qatar berjanji akan merilis temuan fakta terkait peretasan QNA setelah penyelidikan selesai. Namun mereka belum mengumumkan kapan hal tersebut itu akan dilakukan.
Baca: Turki akan Kirim Pasukan Militer ke Qatar