Kamis 08 Jun 2017 13:55 WIB

Temui JK, Dubes Cina Berharap RI Perkuat Inisiasi OBOR

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina
Foto: linkedin
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menerima Duta Besar (Dubes) Cina untuk Indonesia Xie Feng. Dalam pertemuan tersebut, Feng berpamitan kepada Jusuf Kalla karena tugasnya sebagai duta besar sudah selesai dan dalam waktu dekat dia akan kembali ke Cina.

Di akhir masa jabatannya ini, dia berharap inisiasi One Belt One Road (OBOR) dapat diperkuat. "Saya sangat senang, karena dalam kurun tiga tahun ini hubungan kerja sama Indonesia dan Cina telah meningat sangat pesat," ujar Feng di Kantor Wakil Presiden, Kamis (8/6).

Peningkatan hubungan kerja sama Cina dan Indonesia salah satunya yakni dengan kesepakatan inisiasi Jalur Sutera modern terutama di jalur maritim. Menurut Feng, inisiasi ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk memperluas kerja sama antara Cina, Indonesia, dan negara-negara lainnya sehingga memberikan manfaat serta kesejahteraan bagi masyarakat luas.

"Saya sangat senang dengan progres tersebut dan Pak Wapres banyak memberikan dukungan kepada kami," kata Feng.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OBOR pada 14-15 Mei 2017 lalu di Cina. Dari KTT tersebut Indonesia berharap bisa mendapatkan pendanaan infrastruktur.

Dalam konsep OBOR, Indonesia merupakan negara yang menjadi tempat strategis dari sisi kemaritiman. Cina menaruh dana besar di Asia untuk beragam proyek infrastruktur maritim dalam program ini. Dengan rute daratnya yang melalui Eurasia, sehingga proyek ini dinamakan OBOR.

Melalui proyek OBOR ini, Cina memberikan dana ke beberapa negara seperti Pakistan sebesar 47 miliar dolar AS, Malaysia 27 miliar dolar AS, dan  Filipina 24 miliar dolar AS. Usai KTT OBOR, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mulai bergerak untuk menjaring investasi Cina melalui kegiatan Manado International Conference on Tourism pada akhir Mei 2017 lalu. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan  untuk mendapatkan porsi investasi yang lebih besar dari Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement