REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah sudah mencapai 25 persen. Presiden Direktur PT. Adaro Power Muhammad Effendi menargetkan, konstruksi fisik proyek tersebut dapat mencapai 40 persen di akhir tahun 2017.
"Target kita tahun depan boiler sudah berdiri," ujarnya pada wartawan di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (8/7).
Effendi memaparkan, proses pemasangan boiler itu akan diawali dengan perataan tanah dan pemasangan tiang pancang. Di atas tiang pancang itulah boiler akan dirakit. Boiler sendiri berfungsi untuk memanaskan air. Proses pemanasan tersebut akan menghasilkan uap yang akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik berkapasitas 2x1000 mega watt.
Pengerjaan PLTU Batang telah dimulai sejak Juni 2016 dan ditargetkan dapat selesai pada 2020. Dalam proyek ini, Japan Bank International Corporation (JBIC) menjadi investor yang menggelontorkan dana sebesar 2,05 miliar dolar AS. Adapun nilai total investasi PLTU Batang diperkirakan mencapai 4,2 miliar dolar AS.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT. Adaro Energy Tbk Boy Garibaldi Thohir menambahkan, perusahaan memproyeksikan untuk mengurangi volume ekspor batu bara begitu PLTU Batang beroperasi. Sebab, ia menjelaskan, Adaro tentu harus mengutamakan kebutuhan batu bara untuk mengoperasikan PLTU Batang.
Saat ini, menurut Boy, sebagian besar batu bara yang dihasilkan Adaro diekspor ke sejumlah negara di Asia dengan komposisi 70 persen untuk ekspor dan 30 persen untuk dalam negeri.