REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Departemen Pembinaan Badan Legislatif Daerah DPP Partai Keadilan Sejahtera, Haris Yuliana mengimbau Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk 'bertobat'. Sikap politik Ridwan Kamil dinilai mencederai kepercayaan PKS kepada pria yang akrab disapa Emil tersebut.
"Disuruh tobat saja, karena urusan tobat ini kan ibaratnya saya berteman dengan anda, pertemanan ini harus dijaga lah," kata Haris Yuliana, usai tampil sebagai pemateri pada diskusi publik yang diadakan oleh Jabar Development Studies Centre (JDSC) di Hotel Horison Bandung, Kamis (8/6), malam.
PKS memiliki andil besar dalam langkah politik Ridwan Kamil, yakni menjadi salah satu partai yang mendukung dan mengantarkannya menjadi Wali Kota Bandung pada Pilwakot Bandung 2013-2018. "Emil yang dulu dekat sekarang kan punya sikap sendiri, ya sudah lah," kata Haris yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Barat ini.
Ia menilai wajar pilihan politik Ridwan Kamil yang menerima pinangan Partai NasDem menjadi Cagub Jabar 2018. Namun ada etika politik yang harus dihormati olehnya kepada PKS terkait pilihan politiknya tersebut.
"Pilihan politik itu sesuatu yang wajar, tapi sebagai teman kalau tidak dikasih tahu, kan sakit hatinya di sana. Tidak ada kabar apapun, tapi kan ada tata kramanya. PKS senasib dengan Gerindra terkait sikap politik Emil," kata dia.
Sebelumnya, Partai Gerindra membuka peluang untuk Ridwan Kamil terkait pengusungan kandidat calon kepala daerah di Pilgub Jawa Barat, asalkan dia 'insaf'. "Jadi kalau memang Ridwan Kamil itu bisa 'insaf' dan kembali ke jalan yang benar, maka Partai Gerindra bisa terbuka," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono di Kota Bandung, Selasa (6/6).
Ia menegaskan, kemungkinan besar Partai Gerindra tidak akan mengusung Ridwan Kamil di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018-2023. "Sejauh ini memang Partai Gerindra kelihatannya sudah hampir pasti tidak mendukung (Ridwan Kamil)," kata Ferry.