REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung selain dikenal dengan kreativitasnya, ternyata banyak genk motor yang cukup besar dan terkenal. Di antaranya, Brigez, Moonraker, dan XTC. Namun, genk motor tersebut sudah banyak yang berubah menjadi organisasi masyarakat. Anggotanya pun, mulai banyak yang mendalami ilmu agama Islam. Mereka pun kini dikenal sebagai pemuda hijrah.
Menurut Humas Zakatku yang juga mantan anggota Brigeze, Cahya Geriyana, ia bersama remaja lainnya mulai merintis mendirikan lembaga zakat bernama Zakatku. Karena, ia ingin agar semua remaja Bandung yang sudah berhijrah, tak hanya memperdalam ilmu agama tapi peduli dengan masyarakat tak mampu. Yakni, dengan membayar zakat dan sodaqoh.
"Kami membidik para pemuda, untuk berempati dan menyalurkan zakatnya. Selama ini zakat identik dengan orang-orang tua," ujar Cahya saat Kegiatan Sosialisasi Zakatku bekerja sama dengan KNPI Jawa Barat di Masjid Nurul Fata'a DPD KNPI Jawa Barat, Jumat (9/6).
Menurut Cahya, seringkali kaum muda yang sadar zakat, kesulitan saat ingin menyalurkan zakatnya. Selain itu, ada juga masyarakat yang tak memiliki waktu untuk membayar zakat karena kesibukannya.
Melihat kondisi ini, kata Cahya, dirinya bersama puluhan remaja di Kota Bandung terinspirasi untuk membuat sebuah lembaga amil zakat di Kota Bandung yang memang difokuskan untuk melayani zakat kalangan generasi muda. Yakni, bernama Zakatku yang dikelola Zakatku Bakti Persada.
Zakatku ini, kata dia, memiliki segmentasi generasi muda yang sudah berpenghasilan, mulai sebagai pedagang toko atau online, pengusaha jasa atau lainnya, serta kalangan pekerja muda. Zakatku ini pun, berusaha menggaet zakat dari kelompok atau organisasi kemasyarakatan pemuda, termasuk Brigez sampai XTC.
Cahya mengatakan, sejumlah organisasi yang awalnya genk motor di Jawa Barat kini tengah berhijrah menjadi organisasi yang lebih baik. Jadi, banyak di antaranya yang juga ingin menyalurkan zakat untuk kepentingan umat.
"Ini yang kami bidik, kami terus melakukan pendekatan dengan ormas Brigez, Moonraker, XTC dan lainnya," katanya.
Secara resmi, kata dia, Zakatku telah mendapat izin sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengan pengukuhan melalui Keputusan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tentang pemberian izin sebagai Lembaga Amil Zakat Skala Kota.
Tahun lalu, menurut Cahya, Zakatku dapat mengumpulkan zakat senilai Rp 1,5 miliar. Zakat ini disalurkan untuk pemberdayaan masyarakat yang membutuhkan serta sejumlah program seperti untuk operasi Rumah Tahfiz Quran.
Selain itu, kata Cahya, Zakatku juga akan menyalurkan zakatnya untuk operasional dan pembangunan masjid dan pemberdayaan lainnya. Selama Ramadan ini, pihaknya menggelar pembagian takjil dan berbuka puasa bersama anak yatim. Tahun ini sebagai LAZ tingkat kota, ujarnya, menargetkan pengumpulan zakat sebesar Rp 3 miliar.
“Kami turunkan relawan zakatku dan mobil ziswaf sekaligus melayani para jamaah yang akan menunaikan ziswafnya melalui jemput zakat,” katanya.
Informasi mengenai Zakatku ini bisa diakses di website zakatku.org, laman facebook di zakatku, dan akun @zakat_ku di instagram.