Selasa 13 Jun 2017 04:06 WIB

BI Nilai Pengendalian Harga Komoditas Masih Jadi Tantangan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Pekerja menata tumpukan bawang putih saat operasi pasar bawang putih di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/6). Operasi pasar serupa yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan juga digelar di dua pasar di Solo.
Foto: ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Pekerja menata tumpukan bawang putih saat operasi pasar bawang putih di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/6). Operasi pasar serupa yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan juga digelar di dua pasar di Solo.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, pengendalian harga beberapa komoditas masih menjadi tantangan. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi bisa meningkat bila harga relatif terjaga.

Ia menjelaskan, meski ada beberapa harga komoditas pangan yang relatif terkendali pada tahun ini. Hanya saja, untuk harga bawang putih maupun cabai rawit masih harus diwaspadai. "Keduanya pada tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan periode sama tahun lalu," ujar Agus saat meresmikan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional di Gedung BI, Senin, (12/6).

Berdasarkan data BI sampai Mei 2017, harga bawang putih nain 16,45 persen, lalu cabai rawit naik 71 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Menurutnya, harga pangan yang terus bergejolak akan memengaruhi inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK).

"Walau saat ini inflasi masih di kisaran target BI, namun koordinasi pengendalian inflasi penting. Jadi keberhasilan kebijakan inflasi tidak hanya memerlukan informasi tapi butuh dukungan data," jelas Agus.

Hal itu mendasari, BI mengembangkan PIHPS Nasional. "Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo juga BI mengembangkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, sebuah sistem informasi berbasis web yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan informasi harga antara produsen dan konsumen," tutur Agus.

Menurutnya, sistem tersebut bisa menjadi acuan bagi pengusaha dan produsen dalam menetapkan harga serta acuan dalam menetapkan harga dan acuan konsumen dalam membeli. Pasalnya, langkah awal terjadinya gejolak harga, dilihat dari memahami perilaku harga komoditas serta melihat keterikatan harga intergrasi antar provinsi di Indonesia. 

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement