REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan pengusaha makanan dan minuman (Gapmmi) berharap tidak ada kenaikan pada harga baru BBM untuk periode Juli-September 2017 mendatang. Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, jika dilihat dari angka statistik, pertumbuhan industri memang positif. Namun, menurutnya, pertumbuhan tersebut tergolong kurang berkualitas.
"Kami pasti menginginkan harga tidak naik karena saat ini sedang masa sulit. Pertumbuhan industri masih bagus, tapi kualitas pertumbuhan jelek," kata Adhi, saat dihubungi Republika, Rabu (14/6).
Menurut dia, profitabilitas menjadi tantangan yang sedang dihadapi kebanyakan pengusaha saat ini. Hal itu karena komponen bahan baku meningkat sedangkan harga jual produk sulit untuk dinaikkan.
Seperti diketahui, pemerintah lewat Kementerian ESDM saat ini tengah mengkaji harga BBM untuk periode Juli-September 2017. Setidaknya ada tiga parameter yang digunakan untuk menentukan harga premium dan solar bersubsidi, yaitu Mean of Plattes Singapore (MOPS), inflasi dan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Sebelumnya, pada Mei 2017 terakhir harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) tercatat mengalami penurunan. Pada April besaran ICP sekitar 49,56 dolar AS per barel dan Mei turun ke 47,09 AS per barel.