REPUBLIKA.CO.ID, FILIPINA -- Upaya pasukan Filipina dalam mengusir teroris yang menduduki kota Marawi dinilai hampir mendekati keberhasilan. Meski begitu, Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) tidak akan menentukan tenggat waktu terhadap upaya tersebut.
Kepala Humas AFP Kolonel Edgard Arevalo mengatakan operasi yang dilakukan pasukan militer Filipina dan juga kepolisian nasional Filipina (PNP) sudah memasuki tahap akhir. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya perlawanan pemerintah Filipina terhadap kelompok radikal ISIS sudah mendekati akhir.
"Kita sudah di tahap akhir operasi di Marawi. Tantangan yang sudah kami hadapi cukup berat," ungkap Arevalo seperti dilansir Manila Times, kemarin.
Optimisme ini muncul karena Arevalo melihat kelompok teroris Maute mulai melemah. Hal ini terlihat dari jumlah petarung kelompok Maute yang mulai berkurang. "Kami tidak akan menganggap enteng kondisi ini," tambah Arevalo.
Meski anggota kelompok Maute mulai berkurang, Arevalo mengatakan pihaknya tidak akan gegabah. Sebaliknya, mereka akan sangat berhati-hati dalam setiap tindakan yang dilakukan. Alasannya, kelompok Maute masih menjadikan warga sipil sebagai sandera.
Ada tiga hal yang menjadi tujuan utama para pasukan Filipina. Ketiga hal tersebut ialah menetralkan teroris, menyelamatkan warga sipil dan mengatur kondisi kota Marawi untuk rekonstruksi dan rehabilitasi.
"Kami sekarang menyoroti opsi ketiga karena kami melihat bahwa kami sudah semakin dekat dengan akhir dari konflik ini," tegas Arevalo.
Perlawanan pasukan Filipina terhadap kelompok radikal ISIS ini sudah memasuki hari ke-24. Pasukan Filipina pertama kali melakukan perlawanan pada 22 Mei ketika kelompok teroris Maute mulai melakukans erangan di Kota Marawi.
Pada 23 Mei, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendeklarasikan status darurat militer untuk seluruh kepulauan Mindanao. Pada Selasa, Komando Mindanao Barat mengumumkan bahwa empat desa masih menjadi daerah kekuasaan kelompok Maute di Kota Marawi. Diketahui, beberapa penembak Maute bersembunyi di gedung-gedung tinggi.
Kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena keesokan harinya pasukan Filipina mulai membalik keadaan. Hari itu, pasukan Filipina berhasil menguasai kembali delapan bangunan pencakar langit yang sebelumnya menjadi tempat persembunyian para penembak dari kelompok Maute. "Ini merupakan sebuah kemajuan," jelas Arevalo.