Rabu 21 Jun 2017 07:48 WIB

Langkah Saudi Blokade Qatar Dicurigai, Apa Motifnya?

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), pada Selasa (20/6), mempertanyakan motif negara-negara Teluk memboikot dan mengisolasi Qatar. Departemen Luar Negeri AS menilai pemboikotan Qatar membingungkan karena negara-negara Teluk tidak merilis atau mengungkapkan keluhan mereka terhadap negara tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, setelah pemboikotan dan embargo Qatar berlangsung dua pekan, keraguan dan kecurigaan justru mengarah ke pihak negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE). Dalam konteks ini yaitu tentang motif dan alasan mereka memblokade Qatar.

"Sekarang sudah lebih dari dua pekan sejak embargo dimulai. Kami bingung karena negara-negara Teluk belum merilis ke publik dan juga kepada Qatar rincian tentang klaim yang mereka buat terhadap Qatar," tutur Nauert.

Menurutnya, hal ini menimbulkan pertanyaan perihal apa penyebab sebenarnya negara-negara Teluk mengisolasi dan mengembargo Qatar. "Pada titik ini kita ditinggalkan dengan satu pertanyaan sederhana, apakah tindakan (blokade) benar-benar mengenai kekhawatiran mereka mengenai dugaan dukungan Qatar atas terorisme atau apakah mereka memiliki keluhan yang panjang antara dan di antara negara-negara GCC (Gulf Cooperation Council)," ungkap Nauert.

Terkait hal ini, Ia mengatakan, AS telah menjalin komunikasi dengan negara-negara yang berhubungan dengan krisis di Teluk. "Kami baru saja mengatakan kepada pihak-pihak yang terlibat, mari selesaikan (krisis) ini," ujarnya.

Departemen Luar Negeri AS yang dipimpin Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, kata Nauert, mendorong negara-negara yang terlibat krisis agar segera berunding dan berdialog. "Kita mendorong semua pihak untuk mengurangi ketegangan dan melakukan dialog yang konstruktif," ucap Nauert.

Pernyataan Departemen Luar Negeri AS terkait krisis Teluk disambut baik oleh Qatar. Sebab hal ini bertentangan dengan pernyataan Presiden Donald Trump yang tampak mengonfirmasi tudingan negara-negara Teluk bahwa Qatar adalah negara penyokong kelompok teroris.

Duta Besar Qatar untuk AS Meshal Hamad al-Thani cukup yakin Negeri Paman Sam dapat membantu melerai masalah negaranya dengan negara-negara Teluk. "Kami yakin dengan kemampuan AS untuk mengatasi krisis ini,"

Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menegaskan, negaranya tidak akan pernah berunding dan bernegosiasi sebelum embargo dan blokade negara-negara Teluk dicabut. Menurutnya, itu syarat utama agar krisis di kawasan Teluk dapat segera diakhiri.

Dua pekan lalu, negara-negara Teluk, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, dan Yaman menerapkan blokade dan embargo terhadap Qatar. Negara-negara itu menuding Qatar sebagai penyokong kelompok teroris.  Tudingan tersebut secara tegas dibantah Qatar. Kendati demikian bantahan itu tidak membuat negara-negara Teluk mencabut blokade dan embargo terhadap Qatar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement