REPUBLIKA.CO.ID, Takbir berkumandang usai shalat Isya di Masjid Agung At Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Umat Islam yang mendengarkan gema tersebut akan merinding, hingga terharu dengan mengingat belum maksimalnya ibadah yang dilaksanakan sepanjang Ramadhan 2017.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, masjid kepunyaan keluarga Cendana itu tidak pernah ramai dikunjungi warga, juga tidak pernah menjadi pusat kumpul bagi warga yang ingin takbir keliling. Hanya ada beberapa remaja masjid yang siap begadang hingga pagi, untuk mengumandangkan takbir.
Masjid At Tin hanya diisi beberapa puluh orang saja yang masih menjalankan iktikaf. Jumlah ini berkurang drastis dari malam-malam sebelum H-1 Lebaran. Karena sudah banyak warga yang mudik, maupun kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Bidang Peribadatan Masjid At Tin, Karnali, menuturkan, puncak ramainya iktikaf ada pada malam ke-22 Ramadhan. Jumlah yang hari sebelumnya hanya berkisar 200 hingga 600 orang, pada H-3 Lebaran itu, jumlahnya meningkat hingga ribuan.
"Sejak awal Ramadhan sudah ada yang iktikaf di masjid ini. Kami menyediakan takjil untuk berbuka puasa, tetapi untuk sahur mereka biasanya membeli sendiri," ujar Karnali saat ditemui, Sabtu (24/6) malam.
Pantauan Republika.co.id, pada malam takbir, Masjid At Tin hanya dipenuhi oleh remaja masjid yang mengumandangkan takbir, juga beberapa anak kecil yang ikut bertakbir. Menurut Karnali, takbir keliling sudah dilakukan oleh warga sekitar yang tinggal didekat masjid.
"Besok untuk Idul Fitri, kami hanya menyiapkan agar masjid bersih dan bisa tertib. Biasanya akan ada perwakilan keluarga cendana juga yang akan shalat di sini. Lalu untuk parkir mobil dan motor semua kita arahkan di Museum Perwayangan," jelas dia.
Pada Idul Fitri 2017 ini yang bertugas sebagai Khotib adalah Dr. KH. Husnul Hakim IMZI, MA. Dengan membawakan tema 'Meneladani Pesan Moral Puasa Demi Terwujudnya Mental Muttaqin yang Hakiki'. Serta imam, Ustadz H. Ahmad Fauzi Lubis, MA, dan bilal, Ustadz H. Saifullah Ismail, MA.
Di teras-teras masjid, pada malam hari sudah terlihat para petugas masjid mengepel lantai. Sementara, masih ada juga beberapa jamaah iktikaf yang masih bertahan dan akan shalan ied di Masjid At Tin, salah satunya adalah Endang Puspiatun.
Endang, warga asli Bogor, Jawa Barat, mengaku sudah kedua kalinya mengadakan iktikaf di Masjid At Tin selama satu bulan penuh. Bukan hanya dirinya, beberapa temannya yang iktikaf juga ada yang berasal dari luar Jakarta, bahkan ada yang berasal dari Lampung.
"Saya dari hari pertama sudah mulai iktikaf. Kalau yang lain kebanyakan baru datang 10 hari terakhir Ramadhan. Wah, itu masjid penuh semua, malah ada yang bawa kasur juga," cerita Endang.