REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Salah seorang pelaku yang tewas setelah melakukan penyerangan di Mapolda Sumut, Syawaluddin Pakpahan, diketahui sehari-hari berjualan di Jl Sisingamangaraja, Medan. Dia juga dikenal kurang bergaul dengan warga.
Usai serangan yang dilakukannya, Ahad (25/6), rumah Syawaluddin di Jl Pelajar Timur, Gang Kecil, Lingkungan XVIII, kelurahan Binjai, kecamatan Medan Denai langsung digeledah polisi. Kepala Lingkungan XVIII Hari Isnaini mengatakan, Syawaluddin tinggal di rumah orang tuanya sejak kecil.
"Dia jualan permen, makanan, dan rokok, meneruskan usaha orang tuanya," kata Hari, Ahad (25/6).
Menurut Hari, Syawaludin dikenal sebagai pribadi yang tertutup dari para tetangganya. Dia pun jarang mengikuti kegiatan yang ada di lingkungannya.
"Kehidupan sehari-harinya biasa. Kurang bergaul. Asal ketemu warga lain hanya menegur sapa biasa. Dia juga nggak aktif di kegiatan lingkungan karena orangnya tertutup," ujar dia.
Seperti diketahui, dua orang menyerang pos penjagaan Mapolda Sumut, Ahad (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Kedua pelaku sempat berkelahi dengan dua personel yang berjaga.
Seorang polisi tewas dengan sejumlah luka akibat senjata tajam. Seorang pelaku bernama Syawaluddin Pakpahan kemudian ditembak mati oleh polisi, sementara seorang lainnya ditembak di bagian paha. Saat ini, jenazah polisi dan pelaku yang tewas telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan.
Polisi pun menemukan sejumlah bukti keterkaitan dua pelaku dengan ISIS.
"Dokumennya terkait ISIS. Pelaku juga pernah ke luar negeri, ke Suriah," kata Kapolda Sumut Irjen Ricko Amelza Dahniel.