Rabu 28 Jun 2017 17:47 WIB

Penumpang Kapal Selat Bali Terjatuh ke Laut

Antrean pemudik sepeda motor di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. (Ilustrasi)
Foto: EPA/MADE NAGI
Antrean pemudik sepeda motor di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Seorang penumpang kapal di Selat Bali terjatuh ke laut saat kapal hendak sandar ke Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, dan sampai saat ini belum ditemukan.

Informasi yang dihimpun pada Rabu (28/6) menyebutkan, Mahbud (18 tahun), penumpang KMP Mutiara Alas III menyeberang ke Bali dengan tujuan melakukan ziarah religi bersama rombongan satu bus.

Saat kapal menunggu giliran sandar di Pelabuhan Gilimanuk dan mengapung dengan jarak sekitar 100 meter dari dermaga, ia berdiri di pinggir dan sempat melakukan swafoto atau selfie.

"Dari keterangan saksi-saksi, ia berdiri terlalu ke pinggir sehingga saat kapal diterpa ombak, ia terjatuh. Ini bukan kecelakaan transportasi," kata Kepala Otoritas Pelabuhan Penyeberangan/Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk I Made Astika.

Ia mengatakan, dalam setiap penyeberangan, karena cuaca yang tidak menentu, otoritas pelabuhan maupun awak kapal mengimbau penumpang untuk tidak terlalu dekat dengan pinggir kapal. Sebab, ombak besar bisa datang setiap saat yang membuat kapal oleng.

Menurutnya, KMP Mutiara Alas III yang ditumpangi Mahbud bersama rombongan dari Kabupaten Pasururan, Provinsi Jawa Timur, layak berlayar sesuai Surat Persetujuan Berlayar yang dikeluarkan syahbandar.

Koordinator Pos SAR Jembrana Ida Bagus Suray Wirawan mengatakan, SAR masih melakukan pencarian korban bersama tim gabungan dari Polisi Perairan, TNI AL, serta petugas pelabuhan.

"Sesuai arus laut, pencarian kami mengarah ke sisi selatan dengan radius dua mil dari tempat kejadian. Tapi sampai sekarang korban belum kami temukan," kata dia.

Selain petugas resmi, ia mengatakan, masyarakat nelayan sekitar Kelurahan Gilimanuk juga sudah diberitahu kejadian ini dengan tujuan sambil melaut mereka ikut membantu mencari korban.

Menurutnya, pencarian akan dilakukan maksimal selama tujuh hari, dan berharap cuaca di Selat Bali mendukung sehingga korban bisa ditemukan. "Kondisi saat ini, arus di Selat Bali cukup kencang dengan arah yang terus berubah-ubah. Biasanya tubuh korban mengikuti arah arus air," ujar dia. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement