REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat ekor anjing forensik dibawa ke pulau terpencil Nikumaroro di Samudera Pasifik untuk mencari jejak Amelia Earhart. Pulau Nikumaroro diidentifikasi sebagai tempat di mana pilot perempuan pertama di dunia tersebut mungkin telah meninggal 80 tahun yang lalu.
Anjing-anjing tersebut yang diberi nama Marcy, Piper, Kayle, dan Berkeley tiba di pulau itu pada tanggal 30 Juni sebagai bagian dari ekspedisi yang disponsori oleh The International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR) dan National Geographic Society.
Dilansir laman Foxnews.com, Sabtu (8/7), peneliti TIGHAR sebelumnya telah mengunjungi pulau tersebut dan mempersempit pencarian mereka ke tempat terbuka yang mereka sebut Tujuh Situs karena bentuknya. Pada tahun 1940, seorang pejabat Inggris mengunjungi situs tersebut dan melaporkan menemukan tulang manusia di bawah ren, atau turnefortia, dan pohon.
Pada tahun 2001 pencari menemukan apa yang mereka yakini sebagai situs pohon ren, dan penggalian selanjutnya menemukan tanda-tanda kemungkinan sisa-sisa beberapa api unggun, dan barang-barang buatan Amerika Serikat seperti pisau lipat, celana dalam wanita, tarikan ritsleting, dan toples kaca.
Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, menghilang pada tanggal 2 Juli 1937, dalam perjalanan mereka ke Pulau Howland - 350 mil laut timur laut Nikumaroro di sepanjang garis posisi yang Earhart gambarkan dalam transmisi radio terakhirnya yang telah dikonfirmasi. Nikumaroro atau yang dahulu dikenal dengan nama Gardner Island, adalah bagian dari Kepulauan Phoenix, Kiribati, di Samudra Pasifik bagian barat.
Hipotesis TIGHAR adalah bahwa, ketika penerbang tidak dapat menemukan Howland, mereka mendarat di terumbu Nikumaroro saat air surut. Pendukung teori bersaing berpendapat bahwa pesawat Earhart jatuh dan tenggelam ke laut, atau bahwa ia berakhir di tangan orang Jepang di Kepulauan Marshall atau di Saipan.