REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan berdasarkan pemeriksaan sementara pelaku bom panci di Buah Batu, Kota Bandung yang meledak Sabtu (8/7) lalu bergerak sendiri. Dalam merencanakan aksi dan merakit bomnya.
"Pemeriksaan awal termasuk pada orangtua yang bersnagkutan sementara ini dia lone wolf atau bekerja sendiri. Ini dilakukan sendiri semuanya dan belajar dari internet. Baik dalam pembuatan, dan juga berjihad ini dia belajar di internet tentang ISIS," kata Yusri kepada wartawan di sela-sela perayaan HUT Bhayangkara ke -71 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (10/7).
Dugaan sementara ini, kata Yusri, didasarkan pada keterangan pelaku juga hasil olah TKP. Salah satunya di mana karena dilakukan sendiri dan belum berpengalaman maka bom panci yang dirakit meledak lebih dulu dari rencana.
"Bahwa dia baru belajar ttg cara merakit bom melalui internet atau otofidak. Sehingga mungkin ada sedikit campuran yang tidak sempurna atau tidak lakukan. Ini masih didalami ini pendalaman awal yaa oleh tim. Tapi tetap didalami oleh labfor inafis," tuturnya.
Meski demikian, Yusri mengaku Densus 88 tidak lanngsung mempercayai begitu saja pelaku bergerak sendiri. Tim masih menyelidiki dan menggali informasi terkait kemungkinan adanya jaringan lain sebagai rekan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di TKP, sejumlah barang bukti didapat dari kontrakan semi permanen tersebut. Di antaranya serpihan bom panci, dokumen tentang islam, dan dokumen pribadi. Pelaku juga diketahui baru belajar paham radikal dan jihad beberapa bulan lalu. Ini dituangkannya juga dalam buku harian berisi pemahaman jihad.
"Dari akhir April lalu belajar dari internet. Dia menulis sendiri setelah belajar berjihad di internet," ucapnya.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan menambahkan AW telah diserahkan ke Densus 88 untuk penyelidikan lebih lanjut. Terkait keterlibatan jaringan lain, Anton mengaku belum bisa memastikan. "Belum bisa disebutkan. Itu kan nati tim akan mengungkapkan," ucapnya.