REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) mengapresiasi pertemuan dai dan ulama Internasional di Kota Padang, Sumatera Barat pada 11-20 Juli 2017. Ikadi berharap, melalui pertemuan tersebut akan ada langkah nyata untuk memajukan umat.
"Saya kira pertemuan seperti itu bagus sekali, tapi jangan sampai hanya kumpul kemudian setelah itu tidak ada follow up, action-nya tidak, jangan sampai seperti itu," kata Ketua Umum Ikadi KH Ahmad Satori Ismail kepada Republika.co.id, Selasa (11/7).
Satori mengungkapkan, tentu sangat bagus ketika dai dan ulama Internasional berkumpul. Kemudian mereka membahas tentang permasalahan yang dihadapi umat. Kalau dai dan ulama dari berbagai daerah di dunia membahas perekonomian, maka akan lebih bagus lagi.
Menurutnya, ekonomi perlu dibahas agar umat Islam menjadi umat yang utuh. Bukan masalah ritual saja yang menjadi perhatian, tetapi juga masalah bisnis umat harus jadi perhatian. Sesuai perintah Allah SWT agar manusia bisa memakmurkan bumi secara maksimal.
"Apalagi di dalam rukun Islam ada zakat, kalau bisnis (umat) tidak maju, kemudian umat Islam tidak menguasai ekonomi, nanti yang berzakat akan sedikit," ujarnya.
Dikatakan Satori, pertemuan dai dan ulama Internasional kalau membahas segala sesuatunya dengan baik dan fokus, Insya Allah pertemuan tersebut akan bermanfaat untuk umat. "Akan lebih bagus lagi kalau dalam pertemuan dai dan ulama Internasional membahas persatuan umat Islam," katanya.
Termasuk membahas bagaimana dai dan ulama Internasional ikut andil bagian dalam menyelesaikan permasalahan di Timur Tengah. Juga masalah kemunduran ekonomi di negara-negara Islam di seluruh dunia.