Senin 17 Jul 2017 01:49 WIB

Wanita Muslim Kembali Jadi Korban Serangan di London

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Para Muslimah di London, Inggris.
Foto: EPA
Para Muslimah di London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang wanita Muslim bernama Aniso Abdulkadir menjadi korban serangan pria tak dikenal di stasiun bawah tanah Baker Street, London, pada Ahad (16/7). Pria itu mencoba menarik jilbabnya, memukulnya, dan meludahi temannya.

Insiden itu diungkapkan Abdulkadir melalui akun Twitter pribadinya. Cicitannya menyebar dengan cepat dan telah mendapatkan lebih dari 24 ribu retweet serta lebih dari 15 ribu likes.

"Orang ini di stasiun Baker Street dengan paksa berusaha menarik jilbabku dan saat aku secara naluriah mencengkeram jilbabku, dia memukulku," tulis Abdulkadir, dikutip Arab News.

"Dia terus-menerus menyerang teman-temanku dan aku. Ia bahkan menjepit salah satu dari temanku ke dinding dan meludahi wajahnya," tambah dia.

Abdulkadir juga mengatakan, saat itu ada seorang wanita yang ikut memberikan kata-kata ancaman kasar. Temannya menambahkan bahwa ada 30 orang di lokasi kejadian saat serangan terjadi. Akan tetapi, tidak ada seorangpun yang membantu mereka. Sebaliknya, orang-orang itu justu hanya menonton dan bahkan merekam kejadian tersebut melalui ponsel.

"Rasisme adalah hal yang nyata yang banyak diabaikan, kita benar-benar hidup dalam masyarakat yang menyedihkan. Saya hanya ingin meluangkan waktu untuk menekankan rasa jijik saya terhadap orang-orang yang menyaksikan seorang pria dewasa menarik jilbab wanita berusia 18 tahun dan tetap diam," ungkapnya.

Seorang juru bicara kepolisian London mengatakan perilaku seperti ini sama sekali tidak dapat diterima dan tidak akan ditolerir. Kejadian ini telah dilaporkan kepada kepolisian dan akan segera diselidiki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement