Rabu 19 Jul 2017 17:16 WIB

Status Tersangka Setnov Diyakini Turunkan Elektabilitas Golkar

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kedua kiri), Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri), dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham (kedua kanan) memimpin rapat pleno di ruang rapat utama gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (18/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kedua kiri), Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri), dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham (kedua kanan) memimpin rapat pleno di ruang rapat utama gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meyakini penetapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi KTP elektronik mempengaruhi elektabilitas Golkar. Menurut dia, elektabilitas Golkar sudah mengalami penurunan sejak kasus korupsi KTP-el mencuat.

Dari data yang dia peroleh, Doli mengatakan, kepercayaan publik terhadap Partai Golkar dan elektabilitasnya telah turun drastis. Begitu juga, institusi DPR, yang menurut survey Transparansi Internasional Indonesia (TII) beberapa waktu lalu, dinyatakan sebagai lembaga terkorup di Indonesia.

"Salah satu penyebabnya adalah karena tersanderanya Partai Golkar dengan kasus megaskandal korupsi KTP-el yang diduga kuat melibatkan Setya Novanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Doli di Resto Puang Oca Jakarta, Rabu (19/7).

Kader muda Golkar ini menilai keputusan Rapat Pleno DPP Partai Golkar, serta dukungan dari Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono adalah sikap yang sangat mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan bangsa secara umum.

Menurut dia, dukungan itu seakan menutup mata terhadap skandal korupsi KTP-el. Dia juga menilai keputusan itu dapat memunculkan persepsi pada publik bahwa Golkar adalah tempat yang nyaman bagi orang-orang yang tersangkut kasus hukum dan korupsi.

Doli menambahkan, keputusan itu juga dapat diindikasikan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemberantasan korupsi oleh KPK yang dilakukan secara kolektif melibatkan institusi Golkar dan DPR RI. "Sangat tidak menutup kemungkinan kedua institusi itu kembali diperalat untuk melindungi kepentingan individu yang tersangkut masalah korupsi," kata dia.

Kasus korupsi yang menyandera Setnov ini diduga menyebabkan kerugian negara senilai Rp 2,3 triliun dari paket pengadaan Rp 5,9 triliun. Pascapenetapan

sebagai tersangka, DPP Partai Golkar dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono menyatakan untuk tetap mendukung Setya Novanto sebagai ketua umum DPP Partai Golkar dan ketua DPR RI.

DPP Partai Golkar juga menolak diadakannya pergantian kepemimpinan melalui Munaslub. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement