Kamis 20 Jul 2017 10:13 WIB

Harga Garam Dapur Melonjak di Purwokerto

 Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga garam dapur di sejumlah pasar tradisional Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melonjak drastis. Hal ini akibat minimnya pasokan dari sentra produksi garam.

Di Pasar Manis, Purwokerto, Kamis (20/7), harga garam dapur halus naik dari Rp 7.500 per bal isi 20 kantong menjadi Rp 13 ribu per bal isi 20 bungkus. Sementara garam dapur kotak naik dari Rp 5.000 per kantong isi 20 biji menjadi Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kantong isi 20 biji.

Salah seorang pedagang bumbu dapur, Santi mengatakan kenaikan harga garam dapur terjadi sejak Lebaran. "Harga garam halus dari pedagang besar sekarang mencapai Rp 10.500 per bal isi 20 kantong, kalau saya jual untuk bakul sebesar Rp 13 ribu per bal sedangkan harga eceran Rp 750 per bungkus," katanya.

Sebelum terjadi kenaikan, dia mengatakan, harga garam halus eceran hanya sebesar Rp 1.000 per tiga bungkus. Kemudian naik menjadi Rp 500 per bungkus dan sekarang Rp 750 per bungkus.

Sementara untuk harga garam kotak, kata dia, naik dari Rp 5.000 per kantong isi 20 biji menjadi Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kantong isi 20 biji. "Terakhir saya jual Rp 7.000 per kantong tapi sekarang tidak lagi karena selain konsumen lebih memilih garam halus, pasokan garam kotak juga minim," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pemberitaan, kenaikan harga garam dapur disebabkan minimnya pasokan dari sentra penghasil garam rakyat karena petaninya banyak yang belum memasuki masa panen serta adanya gangguan cuaca.

"Meskipun harganya naik, konsumen bisa memaklumi dan tidak beralih ke garam krosok atau garam tidak beryodium yang biasa digunakan untuk membuat telur asin. Kebetulan di sini tidak ada yang jualan garam krosok karena pedagang dan konsumen telah menyadari kalau garam krosok tidak baik untuk kesehatan," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Wahyu Adhi Febrianto mengakui adanya kenaikan harga garam yang cukup signifikan di pasaran. Menurut dia, pihaknya akan segera mengumpulkan seluruh kepala pasar untuk membahas kenaikan harga garam dapur tersebut.

"Namun yang perlu diantisipasi adalah beredaranya garam krosok di tengah-tengah kenaikan harga garam dapur. Jangan sampai masyarakat menggunakan garam krosok untuk memasak karena tidak baik bagi kesehatan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement