Kamis 20 Jul 2017 12:14 WIB

Aktivitas Logging Rusak Habitat Koala di Australia

Rep: Greg Miskelly/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Habitat koala di area seluas 50 persen lebih besar dari Royal National Park di negara bagian New South Wales (NSW), Australia, dilaporkan telah hancur akibat penebangan hutan (logging). Laporan yang berjudul Clearing Koala Away, dikeluarkan oleh Dailan Pugh, pelestari lingkungan, menyebutkan lebih dari 23 ribu hektare habitat koala di dekat kawasan Coffs Harbour sudah "hampir habis".

"Mereka luar biasa dalam melakukannya. Kami bicara tentang sekitar 40 persen habitat koala di hutan milik negara bagian," katanya baru-baru ini.

"Mereka tahu jika kawasan ini penting, tapi mengabaikannya."

Dailan, yang sudah menjadi pemerhati lingkungan selama lebih dari 40 tahun, menggunakan data kehutanan di bawah undang-undang kebebasan informasi, sebagai upaya mengukur penebangan habitat koala.

Tahun lalu, menteri lingkungan saat itu, Mark Speakman mengakui "panen intensif" di kawasan pesisir utara NSW "tidak konsisten" dengan peraturan yang ada. Dia mengatakan otoritas perlindungan lingkungan di Australia, dikenal dengan sebutan EPA sedang menyelidiki hal tersebut.

Juru bicara EPA menolak memberikan jawaban, namun mengatakan "peraturan saat ini sudah lebih dari 15 tahun dan kurang jelas soal kawasan penting, termasuk untuk panen atau mengambil hasil hutan secara intensif".

Studi terbaru menunjukkan kurang dari 9.000 ekor koala yang bisa bertahan di pesisir utara negara bagian itu. Jumlah ini menurun hingga 50 persen dalam 20 tahun terakhir.

Hilangnya habitat diakui sebagai pendorong menurunnya jumlah populasi koala.

Banyak pohon-pohon yang ditebang di hutan milik negara di kawasan Kerewong.
Banyak pohon-pohon yang ditebang di hutan milik negara di kawasan Kerewong.

ABC News: Lyn Orrego

Bukti penebangan berlebihan

Dailan mengatakan metode penebangan berkelanjutan yang disebut "memilih satu pohon" telah disalahgunakan oleh pihak Forestry Corporation.

Pemilihan satu jenis pohon ini memberikan izin untuk melakukan panen selektif hanya pada 40 persen jenis pohon eucalyptus di zona penebangan. Akibatnya 60 persen masuk dalam status kawasan yang tidak ditebang.

Tapi status tersebut bersifat sementara. Ada bukti menunjukkan bahwa pohon-pohon ini juga akan ditebang belakangan.

Laporan tersebut menyoroti beberapa contoh yang terjadi di hutan di kawasan Kerewong, dengan foto-foto yang menunjukkan menghabiskan habitat koala.

Sudah ada penebangan di luar kawasan yang diatur.
Sudah ada penebangan di luar kawasan yang diatur.

Supplied

Data kehutanan dan peta satelit menunjukkan kawasan yang berada di luar wilayah penebangan, pernah ditebang habis-habisan pada tahun 2009. Penebangan tersebut menghilangkan pohon yang menjadi makanan koala dan merusak habitatnya.

Dailan mengklaim praktek tersebut melanggar undang-undang lingkungan. "Jelas ini termasuk tebang habis dan benar-benar ilegal," katanya.

"Mereka bermaksud mempertahankan 60 persen wilayah tersebut, namun mengambil 80 sampai 90 persen tanpa ragu-ragu," ujarnya.

Juru bicara Kementrian Lingkungan Hidup, Gabrielle Upton mengatakan pihaknya berkomitmen "menstabilkan dan pada akhirnya meningkatkan jumlah koala" serta "mengembangkan strategi bagi koala" sebagai bagian upaya konservasinya.

Diterbitkan pada 20/07/2017 pukul 13:00 AEST. Simak laporannya dalam Bahasa Inggris di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement