REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengungkapkan, Indonesia belum merealisasi investasi yang cukup di sektor infrastruktur. Ia menjelaskan, investasi di bidang infrastruktur turun dari 78 persen menjadi 35 persen.
Dirinya memperkirakan, Indonesia paling tidak membutuhkan investasi sebesar 500 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan untuk menutupi kesenjangan infrastruktur. Angka tersebut bahkan bisa meningkat dua kali lipat pada 2020.
''Itu berarti meningkatnya pembelanjaan infrastruktur dari 2 persen dari PDB, menjadi 4,7 persen dari PDB,'' ucap Kim, dalam Indonesian Infrastructure Finance Forum, di Jakarta, Selasa (25/7).
Peningkatan tersebut, lanjutnya, karena peningkatan demografi Indonesia lebih cepat dibanding Cina dan Thailand. Sehingga. tekanan terhadap infrastruktur lebih tinggi.
Namun, anggaran infrastruktur dari pemerintah tidak cukup untuk menutupi kesenjangan tersebut. Karena selama ini pungutan pajak yang dilakukan pemerintah belum optimal, belanja belum efisien, serta batasan defisit fiskal yang hanya 3 persen dari PDB.