Rabu 24 Nov 2010 09:23 WIB

Pasar Mobil Diproyeksikan Hingga 780 Ribu Unit di 2011

Rep: shally pristine/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gabungan Industri Kendaraan Motor Indonesia (GAIKINDO) menargetkan pasar otomotif akan tumbuh sebesar 680-780 ribu unit pada tahun depan. Namun, besaran tersebut belum mempertimbangkan faktor kebijakan pemerintah seperti pembatasan bahan bakar minyak (BBM)bersubsidi atau disinsentif fiskal.

Penasihat Senior GAIKINDO, Budi Prasetyo Susilo, mengatakan, pihaknya siap mendukung kebijakan pemerintah, asal dilakukan bertahap dan dalam rencana yang jelas. Hal ini bertujuan agar tidak menekan pertumbuhan industrinya seperti yang terjadi 2006 lalu. "Misalnya, pengurangan bersubdisi jangan tiba-tiba dan sekaligus," katanya ketika dihubungi Republika, Selasa (23/11).

Saat pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak 130 persen pada April 2005 lalu, pasar otomotif domestik anjlok ke 319 ribu unit di tahun berikutnya. Padahal, penjualan di 2005 menjadi rekor terbesar sejak krisis ekonomi pada 1998. "Kalau sudah diumumkan rincian kebijakannya, barulah kita koreksi angka pertumbuhan tersebut," ucapnya.

Dihubungi terpisah, Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), Gunadi Sindhunata, mengatakan, dia berharap kebijakan pembatasan kuota BBM bersubsidi tidak memberi pengaruh besar terhadap penjualan mobil di 2011. "Untuk menghitung tekanannya terhadap penjualan tentu kita tidak tahu seberapa, namun mudah-mudahan tidak terlalu besar," katanya.

Dia melihat, ekses pembatasan kuota BBM bersubsidi terhadap penjualan tidak akan sebesar kenaikan harga, seperti pada 2005. Terlebih, mobil keluaran 2005 ke atas tidak dianjurkan untuk mengonsumsi premium. Namun, dia menekankan, pemerintah hendaknya tidak membatasi pertumbuhan industri otomotif jika tidak menurunkan target pertumbuhan ekonomi.

Gunadi memandang, ada masalah lain yang patut dituntaskan pemerintah yakni kemacetan. Kemacetan telah menyebabkan konsumsi BBM lebih boros 20 persen sehingga konsumsi menjadi demikian tinggi. Jika pemerintah mampu mengelola subsidi dengan lebih baik, alokasi bagi BBM yang terboroskan itu dapat digunakan untuk memperbaiki infrastruktur transportasi dan menanggulangi kemacetan.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Joko Trisanyoto menargetkan pertumbuhan yang konservatif tahun depan, sekitar 5-10 persen. Walau kondisi ekonomi membaik, beberapa rencana pemerintah menerapkan kebijakan pengendalian jumlah kendaraan membuat para pelaku usaha bersikap hati-hati.

Dia mengatakan, penjualan otomotif cukup terpengaruh kebijakan di sektor energi. Ketika pemerintah menaikkan harga BBM pada 2005, angka penjualan langsung anjlok. Dia mengatakan, pihaknya memasang target penguasaan pasar oleh Toyota sebesar 35 persen untuk tahun depan. Saat ini, pihaknya memegang 37,6 persen pangsa kendaraan roda empat.

Hingga akhir tahun, dia memperkirakan akan mampu menjual mininal 270 ribu unit kendaraan. "Kita optimis ini akan tercapai karena rata-rata penjualan perbulan mencapai 22,9-23,8 ribu unit. Kalau kuartal keempat penjualan rata-rata perbulan mencapai 20-22 ribu unit, kemungkinan target (270 ribu unit full year) akan tercapai," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement