REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengemudi perempuan cenderung terlibat dalam tabrakan, demikian kesimpulan dari para peneliti di University of Michigan, Amerika Serikat.
Penelitian yang dipimpin oleh Michael Sivak dan Brandon Schoettle itu meneliti 6,5 juta catatan kecelakaan mobil dari kepolisian AS sejak tahun 1988 hingga 2007 dan menemukan bahwa kecelakaan yang melibatkan dua pengemudi perempuan melebihi perkiraan awal mereka.
Dari jumlah sampel itu, jumlah kecelakaan yang terjadi antara dua pengemudi perempuan sebesar 20,5 persen, sementara tabrakan yang melibatkan dua pengemudi pria berjumlah 31,9 persen. Selain itu tabrakan yang melibatkan pengemudi perempuan dan pria sebesar 47,6 persen.
Persentase itu jauh dari perkiraan kedua peneliti itu sebelumnya yang memprediksi persentase tabrakan antara pengemudi perempuan hanya sebesar 15,8 persen dan antarpria sebesar 36,2 persen.
"Hasil itu menunjukan bahwa dalam skenario tabrakan tertentu, tabrakan antar-pengemudi pria cenderung kurang menonjol sementara tabrakan antarpengemudi perempuan lebih menonjol," kata Sivak seperti dikutip Daily Mail.
Dalam studi itu para peneliti menemukan pria lebih sering mengemudi ketimbang wanita dengan perbandingan pria sebesar 60 persen dan perempuan 40 persen.
Uniknya lagi para peneliti itu menemukan bahwa perempuan lebih sering terlibat dalam tabrakan yang terjadi di persimpangan jalan. Biasanya mobil mereka mengalami benturan di sisi kiri ketika akan berbelok ke kanan dan sebaliknya.
"Ada tiga faktor utama yang berhubungan dengan pengemudi, pertama adalah kemungkinan untuk berada di tempat yang salah di waktu yang salah, keterampilan mengemudi itu sendiri, dan keterampilan mengemudi pihak lain yang terlibat dalam kecelakaan," pungkas Sivak.