REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Pemerintah harus memfasilitasi produksi massal Esemka sebagai mobil nasional (mobnas), demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima kepada wartawan di Solo, Jumat.
Sebagai negara berpenduduk ke empat terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar industri otomotif sangat potensial, baik mobil maupun sepeda motor.
"Karena itulah, munculnya mobil Esemka harus bisa dijadikan momentum untuk memproduksi mobil nasional. Sudah saatnya kita berdikari dalam memenuhi kebutuhan mobil dan motor kita sendiri," kata Aria Bima.
Lebih lanjut ia mengatakan, melihat potensi pasarnya, industri mobil dan sepeda motor nasional patut dijadikan industri strategis. Terlebih jika benar dalam beberapa hari saja mobil Esemka, bikinan kolaborasi siswa-siswa SMK ini, telah mendapat pesanan hingga 10 ribu unit.
"Fenomena mobil Esemka ini sangat luar biasa. Belum diproduksi secara massal saja sudah banyak dipesan," katanya.
Menurut Aria Bima, persoalan mobil nasional kini tergantung kemauan politik pemerintah. Sebab selama ini sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) telah sanggup memproduksi alat transportasi yang lebih canggih.
Misalnya PT Pindad membuat barakuda dan panser. PT Inka membuat lokomotif dan gerbong kereta api. PT Dirgantara Indonesia (DI) memproduksi helikopter dan pesawat terbang.
"Jadi, masalahnya, tinggal mau membuat industri mobil nasional atau tidak. Dari segi potensi pasar, industri mobil lebih menjanjikan daripada pesawat. Toh pesawat produksi PT DI harus ditukar beras ketan Thailand agar laku dijual. Sementara Esemka sudah inden ribuan ketika belum diproduksi massal," kata Aria Bima asal politisi PDI Perjuangan.
Pemerintah bisa memanfaatkan sinergi lintas BUMN untuk merealisasikan industri mobil nasional. Sinergi tersebut tidak harus dalam aspek produksi, melainkan lebih penting dalam aspek pendanaan dan pemasaran.
"Bank-bank BUMN bisa membentuk konsorsium untuk pendanaan. Sementara seluruh BUMN yang ada bisa menyerap produksi mobil nasional sebagai kendaraan operasionalnya. Bahkan jika perlu, pemerintah dapat membentuk BUMN mobil nasional, untuk memproduksi mobil nasional secara massal," kata Aria Bima.
Sementara BUMN mobil nasional, bisa melibatkan PT Pindad, PT Inka, PT Krakatau Steel, PT Dirgantara Indonesia, dengan dukungan bank-bank BUMN. Apalagi, PT Inka (Industri Kereta Api) sekarang ini sebenarnya juga tengah mengembangkan prototipe mobil nasional dengan merek Gea.
Program mobil nasional perlu diprioritaskan, karena selain potensi pasar menjanjikan, juga dapat menjadi salah satu kebanggaan nasional sebagai bangsa.