REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mobil dengan mesin BBM (bahan bakar minyak) akan tetap dominan hingga puluhan tahun ke depan meski berbagai pihak menganjurkan dan mengembangkan kendaraan tenaga listrik.
Greencarreports.com mengutip data perusahaan-perusahaan minyak yang tetap yakin bahwa kendaraan listrik di masa mendatangpun tetap saja hanya laku "secuil".
Perusahaan BP menerbitkan data yang memperkirakan bahwa hingga tahun 2030, kendaraan listrik di seluruh dunia hanya 4 persen dari semua kendaraan.
"Minyak akan tetap dominan untuk transportasi," kata BP Chief Executive Bob Dudley.
"Kami memperkirakan 87 persen transportasi pada 2030 sumber energinya masih menggunakan minyak."
Menurut greencarreports, artinya pada tahun itu ada sekitar 64 juta kendaraan di seluruh dunia.
Exxon Mobil sama skeptis.
Perusahaan itu dalam Energy Outlook 2040, menyebutkan hybrid plug-in dan kendaraan BBG populasinya hanya 5 persen pada tahun 2040.
Exxon beranggapan kendaraan tenaga listrik akan selalu lebih mahal dibandingkan kendaraan BBM.
Tapi, perusahaan minyak Royal Dutch Shell punya pendapat berbeda.
Menurut Chief Executivenya, Peter Voser, kendaraan lisrik mencapai 40 persen dari semua kendaraan yang ada pada tahun 2050.
Shell memperkirakan bahwa pada 2030, efisiensi mesin BBM telah meningkat dua kali lipat dan sepertiga jumlah kendaraan telah dilengkapi sumber tenaga hybrid.
Tidak ada yang tahu pasti kebenaran prediksi-prediksi itu namun Reuters menggarisbawahi bahwa perusahaan minyak menghadapi harga pengeboran yang semakin naik karena lokasi yang semakin jauh dan semakin berbahaya.
Agar biaya yang makin mahal itu masih bisa ditutup, harga minyak minimal harus 80 dolar AS per barrel dan itu berarti kebutuhan akan minyak harus tetap tinggi.