REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Produsen mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) tak mengkhawatirkan serbuan low cost green car (LCGC) dari luar. Humas PT SMK Sabar Budi mengaku, pangsa pasar mobil Esemka dengan LCGC berbeda.
Esemka saat ini masih fokus pada mobil operasional pabrik dan media praktik komponen untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.
Bahkan, Budi mengaku, dalam satu-dua tahun ke depan, siap mengeluarkan produk LCGC. "Kita sudah ada untuk prototipe versi LCGC," ujar Budi kepada Republika, Sabtu (21/9).
LCGC yang disiapkan versi Esemka adalah prototipe MPV dengan kapasitas mesin 1.100 cc. Diperkirakan, LCGC versi Esemka akan dilepas pada kisaran harga Rp 70 juta.
Budi menyatakan belum mengkaji prioritas pemerintah dalam mendorong industri mobil nasional. Dia menyebut kebijakan yang belum mendukung adalah penyediaan beberapa komponen Esemka yang masih impor. "Sekitar 40 persen komponen kita masih impor," papar Budi.
Baginya, yang disebut mobil nasional adalah kepemilikan harus dimiliki orang Indonesia. Selain itu juga harus bisa dinikmati banyak masyarakat. "PT SMK kepemilikannya mayoritas koperasi SMK seluruh Indonesia," terang Budi.
Saat ini target produksi mobil Esemka hingga April tahun depan sebanyak 500 unit. PT SMK masih menyiapkan basis yang kuat untuk produksi massal.