REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan mobil nasional Indonesia bakal disokong perusahaan pelat merah Malaysia Proton. Hal itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Proton dengan perusahaan otomotif asal Indonesia PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) di Shah Alam, Jumat (6/2).
Seperti dilaporkan Bernama, nota kesepahaman atau MoU tersebut diteken CEO Proton Datuk Abdul Harith Abdullah dan CEO PT ACL Abdullah Mahmud Hendropriyno (mantan kepala Badan Intelijen Negara Republik Indonesia).
Penandatangan itu disaksikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, dan Komisaris Proton Tun Dr Mahathir Mohamad. Hadir juga, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.
Pascakesepakatan ini, sebuah studi kelayakan disebut bakal dilakukan untuk mengkaji area kerja sama antara dua perusahaan tersebut selama enam bulan. Termasuk potensi pengembangan dan produksi mobil tersebut di Tanah Air. Jika studi berjalan mulus, Proton and ACL akan melanjutkannya dengan perjanjian usaha patungan.
Mahathir mengatakan kesepakatan ini lahir dari hasil diskusi antara PM Najib dan Presiden Jokowi. Terkait studi, ia mengatakan pihaknya juga akan mengkaji kemungkinan pada langkah awal memodifikasi mobil buatan Proton agar sesuai dengan pasar Indonesia.
"Awalnya, kami mungkin akan mengekspor mobil yang diproduksi Malaysia. Selanjutnya, kita akan merakit mobil di Indonesia dan kemudian menuju memproduksi bagian-bagiannya di negara tersebut, sehingga akan menjadi mobil buatan Indonesia secara utuh, " kata mantan perdana menteri Malaysia tersebut.
Seperti dilansir Bernama, Jokowi sempat menghabiskan satu jam mengelilingi pabrik Proton. Ia juga menjajal mobil Proton Iriz yang disupiri Mahathir. "Saya sempat berbicara sedikit dengan Presiden Widodo dan ia terlihat senang dengan apa yang ia lihat," ujar Mahathir kepada wartawan.