REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil Jepang telah memutuskan untuk menghentikan rencana penggunaan mesin diesel tiga silinder 1.5-liter di Crossover baru, di wilayah Eropa. Saat ini, mesin diesel cenderung tidak begitu penting di Eropa.
"Perkembangan mesin ini terus untuk aplikasi global, tetapi kalibrasi untuk Eropa telah disiagakan," kata Toyota Chief Competitive Officer, Didier Leroy di 2016 Paris Motor Show.
Dilansir dari Autoguide Jumat (30/9), Menurut Leroy, orang Eropa mendukung versi hybrid dari C-HR, dengan dua pertiga dari pre-order memilih dengan listrik. Pesanan pelanggan dapat melukiskan gambaran yang berbeda setelah C-HR benar-benar tersedia, diakui Leroy, untuk sekarang, pre-order menunjukkan bahwa diesel bukanlah yang harus dimiliki di Eropa.
Sejak Grup Volkswagen mengaku kecurangan pada uji emisi diesel, pangsa pasar diesel telah menurun. Untuk Toyota, sekitar 25 persen dari penjualan kendaraan di Eropa dilengkapi dengan mesin diesel, dibandingkan dengan hanya di bawah 50 persen untuk total pasar.
Produsen mobil Jepang menawarkan mesin diesel 1.4-liter Yaris dan Auris di Eropa, serta BMW mesin 1.6-liter pada Verso kompak minivan, dan Avensis sedan. Ada juga BMW-bersumber mesin diesel 2.0-liter pada model Avensis lain dan RAV4.