REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Toyota memfokuskan mobil listrik buatannya sebagai kendaraan dengan jarak tempuh dekat.
Perusahaan asal Jepang tersebut pada 2011 telah mengeluarkan konsep kendaraan bertenaga listrik bernama Future Toyota Electric Vehicle (FTEV) II dengan model city car yang berukuran kecil.
Menurut Toyota, pengembangan mobil listrik masih terhambat pada kapasitas baterai sebagai penggerak utama motor listrik. "Pengembangan mobil listrik terutama untuk memperbaiki baterai yang punya kapasitas terbatas, bentuk besar dan berat," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Toyota-Astra Motor Rouli Sijabat.
Rouli mengemukakan hal itu di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 di Arena Pekan Raya Jakarta.
Menurut Ruli, inovasi yang masih harus dikembangkan adalah bagaimana menemukan baterai yang kecil dengan daya tampung energi yang besar dan waktu pengisian energi yang cepat.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan mengatakan penanganan teknologi baterai lebih rumit dari pada mesin BBM. "Pengelolaan baterai tidak mudah, untuk membuang jadi kendala juga, tidak bisa buang sembarangan," jelas Johnny.
Menurut dia, baterai yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi di mobil listrik atau hybrid akan dikembalikan ke Jepang untuk pendauran ulang atau pemusnahan karena dianggap limbah.
Dia mengatakan Toyota Astra Motor akan lebih memasarkan kendaraan teknologi hybrid jika Indonesia sudah memiliki infrastruktur yang bagus untuk pengisian listrik kendaraan. "Pengembangan hybrid itu tidak mudah, ada tambahan mesin, sinkronisasi penggerak dan yang paling susah adalah baterai," tegas Johnny.