Rabu 02 Aug 2017 17:20 WIB

Masyarakat Diminta Terus Waspadai Aktivitas Sinabung

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Sinabung meletus pada Rabu (2/8).
Foto: Dok BNPB
Gunung Sinabung meletus pada Rabu (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung, Karo, Sumatra Utara, meningkat sejak Rabu (2/8) pagi. Penduduk setempat terdampak langsung hujan abu vulkanik, namun tidak ada korban jiwa. Masyarakat pun diminta terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. 

"Ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Rabu (2/8).

Sutopo menjelaskan, hujan abu menyebar ke beberapa tempat. Di antaranya Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gunung. Masyarakat di sana memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungannya.

BPBD Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker. "(Mereka juga) melakukan pembersihan jalan dan lahan, pembersihan pasar dan tempat umum lainnya, dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah," terang dia.

Sutopo juga meminta kepada masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung untuk tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar. Mengingat, bendungan alam di hulu Sungai Laborus sudah terbentuk. "Karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol bila tidak kuat menahan volume air. Sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir," jelas Sutopo.

Ia juga mendorong BPBD Kabupaten Tanah Karo untuk segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar atau banjir bandang tersebut. Terutama ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan di sekitar Sungai Laborus.

Hingga saat ini, tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 Kartu Keluarga di delapan pos pengungsian. Namun, hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Sisanya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. "Untuk kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi," kata dia.

Sekali lagi Sutopo memberikan imbauan kepada masyarakat untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Menurutnya, letusan Gunung Sinabung belum dapat diprediksikan kapan akan berhenti.

Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi. Sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung. "Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung secara umum sampai saat ini ditandai dengan gempa low frequency, kurang dari 10 kejadian per hari. Pertumbuhan kubah lava juga relatif kecil. Volume kubah lava berdasarkan hasil pengukuran 19 Juni 2017 sudah mencapai 2,3 juta meter kubik," ungkap Sutopo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement