Sabtu 05 Aug 2017 05:56 WIB

Swasta Mulai Berminat Bangun Listrik di Desa

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Kaum musllim membaca Alquran dengan penerangan lilin saat listrik padam di Desa Meunasah Alue, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (9/6) dini hari.
Foto: Antara/Rahmad
Kaum musllim membaca Alquran dengan penerangan lilin saat listrik padam di Desa Meunasah Alue, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (9/6) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jendral Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Andi Someng mengatakan saat ini implementasi dari Permen Nomer 38 Tahun 2016 tentang percepatan eletrifikasi di Pedesaan sudah mulai diminati oleh pihak swasta. Ia mengatakan beberapa perusahaan dari luar sudah mencoba melakukan kajian di beberapa daerah di Indonesia.

Andi menjelaskan, ada perusahaan asal Amerika yang melakukan kajian potensi sumberdaya di Papua. Selain itu, setidaknya ada 20 perusahaan yang sedang mencari konsesi dan mencoba mengkaji potensi daerah.

"Yang tertarik sudah banyak. Tapi kan ini memang perlu pengkajian yang mendalam. Karena bebas ongkos produksi juga tidak murah. Tapi yang tertarik sudah banyak," ujar Andi di Kementerian ESDM, Jumat (4/8).

Andi menjelaskan di Permen Nomer 38 Tahun 2017 menyatakan bahwa perlu adanya dorongan investasi yang perlu ditingkatkan untuk bisa menambah ratio elektrifikasi di pedesaan. Andi mengatakan pihaknya sudah mendorong gubernur daerah untuk melakukan lelang pengelolaan wilayah usaha.

Selain itu, Kementerian ESDM juga melakukan penugasan kepada kepala daerah untuk bisa menugaskan BUMND untuk bisa melakukan investasi listrik dengan sumber daya energi terbarukan.

"Ya, jika tidak ada investornya yang berminat, maka BUMD harus bisa berperan," ujar Andi.

Ia menjelaskan, untuk penyesuaian subsidi sendiri, Pemerintah akan mengihitung besaran subsidi untuk diusulkan penerapnnya oleh DPR. Namun, yang terpenting menurut Andi adalah semua pihak harus bekerjasama untuk bis melakukan percepatan elektrifikasi di pedesaan denga n menggunakan sumber energi terbarukan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement