Ahad 06 Aug 2017 12:07 WIB

Masjid di AS Dibom Saat Jelang Shalat Subuh

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ratna Puspita
Bagian depan gedung Dar Al Farooq Center Islamic Center, yang menjadi lokasi ledakan pada Sabtu (5/8) pukul 05:05 waktu setempat atau ketika shalat shubuh.
Foto: EPA/CRAIG LASSIG
Bagian depan gedung Dar Al Farooq Center Islamic Center, yang menjadi lokasi ledakan pada Sabtu (5/8) pukul 05:05 waktu setempat atau ketika shalat shubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Sebuah masjid di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), dibom pada Sabtu (6/8) pagi, sementara jamaah berkumpul di dalam untuk sholat subuh. Tidak ada yang terluka dalam serangan di Pusat Islam Dar Al Farooq di Bloomington ini namun polisi mengatakan bahwa kantor imam masjid tersebut telah dirusak.

Dilansir Aljazirah pada Ahad (6/8), Biro Investigasi Federal (FBI) telah melakukan penyelidikan atas serangan tersebut, yang berlangsung sekitar pukul 5 pagi waktu setempat (09:00 GMT). Richard Thorton, agen khusus yang bertanggung jawab atas Divisi Minneapolis FBI, mengatakan penyelidikan akan menentukan apakah insiden tersebut merupakan kejahatan kebencian dan penyebab lain. 

Thorton menambahkan ledakan itu disebabkan oleh "alat peledak buatan". Ia juga menyatakan penyidik ​​telah menemukan komponen perangkat peledak itu untuk mencari tahu bagaimana perakitan bom 

Menurut sebuah pernyataan dari Muslim American Society of Minnesota meyebutkan jamaah berhasil memadamkan api sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. Direktur kelompok tersebut, Asad Zaman, mengatakan kepada wartawan bahwa seorang saksi melihat sebelum ledakan ada sesuatu yang dilemparkan dari sebuah van atau truk ke jendela kantor imam. 

Mohamed Omar, direktur eksekutif masjid tersebut, menambahkan kendaraan tersebut segera melesat pergi. Omar kepada media lokal juga menyatakan masjid yang didominasi Muslim asal Somalia, seperti banyak masjid lain di seluruh AS, telah menerima telepon dan email bernada ancaman. 

Menurut Muslim American Society of Minnesota, Pusat Islam Dar Al Farooq berfungsi sebagai fasilitas keagamaan dan pengorganisasian komunitas untuk para aktivis dan pemimpin Muslim di daerah tersebut. 

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mendesak pusat-pusat Islam dan masjid-masjid di seluruh negeri untuk meningkatkan keamanan. Direktur hak sipil lokal, Amir Malik, mengatakan bahwa jika motif bias terbukti, serangan ini bakal menambah panjang daftar insiden kebencian yang menargetkan institusi Islam di Amerika Serikat beberapa bulan terakhir. 

CAIR dan masjid menawarkan hadiah 10 ribu dolar AS setiap informasi yang mengarah pada dugaan atau penangkapan penangkapan pelaku. Menurut CAIR, serangan tersebut terjadi di tengah peningkatan secara drastis jumlah insiden nti-Islam di AS. 

Kelompok tersebut menemukan ada 2.213 insiden semacam itu tahun lalu, meningkat 57 persen dari tahun 2015. Sebuah laporan baru-baru ini juga mengatakan bahwa kejahatan kebencian melonjak pada 2016, yang merupakan tahun terburuk dalam catatan insiden anti-Muslim sejak kelompok tersebut memulai sistem dokumentasi pada 2013.

Lembaga hukum di bagian selatan AS juga menemukan jumlah kelompok yang meluncurkan kebencian atau sikap anti-Muslim di AS meningkat hampir tiga kali lipat sejak Donald Trump meluncurkan kampanye kepresidenannya pada 2015. Laporan tersebut melaporkan bahwa jumlah organisasi yang menentang Muslim 'melompat' dari 34 pada 2015 menjadi 101 tahun lalu.

Pada Juni, sebagian penegakan larangan Muslim Trump mulai berlaku. Pemohon visa baru dari Suriah, Sudan, Somalia, Libya, Iran dan Yaman dan semua pengungsi harus membuktikan hubungan dengan kerabat "dekat" yang tinggal di AS agar memenuhi syarat untuk mendapatkan visa. 

sumber : Aljazirah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement