REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, memberikan sejumlah catatan seputar evaluasi hasil uji coba Bus Transjabodetabek trayek Bekasi-Hotel Indonesia oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sejak 27 Juli hingga 9 Agustus 2017.
"Catatan kami ada pada masih kurangnya keberadaan loket pembelian tiket, rute dan hambatan pada jalur khusus High Occupancy Vehicle Lane," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, operator juga disarankan untuk membangun shelter pemberangkatan bus di wilayah Kota Bekasi demi kenyamanan calon penumpang. Dikatakan Yayan, jalur khusus Transjabodetabek atau HOV Lane mutlak dibutuhkan pada koridor dalam Kota Bekasi sehingga lalu lintasnya tidak bercampur dengan kendaraan lain.
"Saat ini baru dikawal menggunakan vooridjer dari Kementerian Perhubungan saja, termasuk di dalam tol dan dalam kota," katanya.
Menurut Yayan, kehadiran koridor khusus Transjakarta akan mendorong percepatan laju kendaraan bus untuk memangkas waktu perjalanan penumpang menuju lokasi tujuan.
"Kehadiran Transjabodetabek ini sangat membantu masyarakat Kota Bekasi dalam memperoleh alternatif berkendaraan umum," katanya.
Namun demikian, Yayan menyayangkan masih minimnya sosialisasi operator maupun instansi terkait dalam menyebarluaskan operasional Transjabodetabek itu.
"Gaungnya di masyarakat masih kurang selama uji coba ini," katanya.
Sebelumnya diberitakan agenda uji coba Transjabodetabek rute Bekasi-Bundaran HI Jakarta berjumlah 12 unit bus dari Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Rute perjalanan melintasi Summarecon Bekasi, Tol Jakarta-Cikampek, Semanggi, Jalan Jend Sudirman, Bundaran Hotel Indonesia dengan tarif promosi Rp5 ribu per penumpang.