Sabtu 19 Aug 2017 22:15 WIB

Selalu Bersyukur

Belajar bersyukur (Ilustrasi)
Foto: Youtube
Belajar bersyukur (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Iu Rusliana

Sungguh hidup ini dipenuhi dengan nikmat berlimpah. Bila dengan jujur kita menghitung, dalam suatu usaha yang dilakukan, mungkin kita hanya mendapatkan nilai tiga saja, tetapi Allah SWT malah memberikan lima atau bahkan lebih banyak lagi. Begitulah rahmat-Nya.

Imam al-Ghazali menyebut sifat Syakr, Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada manusia yang taat dan melaksanakan kebaikan walau hamba itu hanya sedikit ber buat baik. Memberikan nikmat tak terbatas walau amalan ham ba terbatas.

M Quraish Shihab menyatakan, ada tiga bentuk syukur, yaitu dengan hati, lisan, dan perbuatan. Hati selalu berpuas dengan segala anugerah yang diberikan. Lisan selalu mengucapkan kebaikan dan memuji pemberinya. Bersyukur melalui perbuatan dengan cara menggunakan semua anugerah sebagaimana diperintahkan Pemberinya. Dengan bersyukur, nikmat akan terus berlimpah. Jika tidak bersyukur, Allah SWT akan menghukum dengan azab yang pedih.

Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi hamba- Nya. Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya di bumi ini satu bagian:yang satu bagian inilah yang dibagi ke seluruh makhluk, yang tercermin antara lain pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya, terdorong oleh rahmat dan kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya." (HR Muslim).

Demikianlah, rahmat Allah SWT seluas bumi ini, semua makh luk merasakannya. Maka, teruslah bersyukur karena nikmat mana lagi yang didustakan oleh kita sebagai hamba- Nya. Tidak ada pengetahuan sedikit pun bagi manusia tentang satu detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun ke de pan. Apakah akan sukses atau ditimpa kemalangan (versi ma nusia), jodohnya siapa, kapan kematian datang kepada dirinya, semua itu menjadi rahasia-Nya. Beribadahlah seakan akan ba kal mati esok, bekerjalah seolah-olah akan hidup selama nya.

Tugas kita melakukan segala ikhtiar dengan optimal. Perkara hasilnya, serahkan kepada Yang Maha Rahman. Lakukanlah yang terbaik, dengan niat, cara, dan tujuan yang baik disertai dengan sikap selalu bersyukur dalam situasi dan kondisi apa pun.

Bagi mereka yang selalu mempersepsi hidup penuh kemalangan, akan selalu lelah, pesimistis, mengeluh, dan jauh dari rasa syukur. Bagi mereka yang beriman, akan selalu melihat kesuksesan dan kegagalan sebagai latihan, ujian, dan semuanya disikapi biasa saja. Riang gembira dan optimistis menjalani hidup dari setiap hari, mengisinya dengan hal yang bermanfaat, dan terus menebar kebaikan kepada sesama.

Bilamana diberi kesempatan meraih impian, akan tetap rendah hati, jauh dari sifat sombong dan lupa diri. Ketika apa yang diinginkan gagal tercapai, akan tetap tersenyum dan melihat hal itu sebagai pengalaman indah untuk terus berbenah memperbaiki diri agar lebih baik. Tak ada kamus gagal, yang ada adalah riang gembira belajar dalam sekolah kehidupan, madrasah kesuksesan.

Manusia bercita-cita, bermimpi, berjuang, dan bertarung sekuat tenaga untuk meraih apa yang diinginkan. Tugas manusia memaksimalkan ikhtiar, yang terbaik pasti akan diberikan Tuhan. Syukuri dan bersabarlah disertai iman dan ketakwaan karena itulah salah satu kunci kebahagiaan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement