Ahad 20 Aug 2017 10:21 WIB

Sukabumi Lacak TKW yang Diduga Disiksa di Saudi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Tenaga kerja Indonesia (TKI).    (ilustrasi)
Foto: Republika
Tenaga kerja Indonesia (TKI). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi masih melacak keberadaan tenaga kerja wanita (TKW) Nenih Rusmiyati (39 tahun). Harapannya, TKW tersebut bisa segera ditemukan dan dipulangkan ke tanah air.

Sebelumnya, keluarga Nenih mengadukan adanya dugaan penyiksaan dan penyekapan yang dilakukan majikan di Arab Saudi ke Disnakertrans Sukabumi pada Senin (14/8) lalu. Nenih merupakan warga Kampung Pasir Pogor, RT 09 RW 02, Desa/Kecamatan Cicantayan, Sukabumi. Kasus dugaan penyiksaan terhadap Nenih ini terungkap dari foto viral di media sosial yang memperlihatkan bagian mulut buruh migran tersebut berdarah.

''Kami terus melacak dan telah mendapatkan informasi dari Subdit Kawasan II Perlindungan TKI dan BHI Kementerian Luar Negeri,'' ujar Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Ali Iskandar kepada wartawan Ahad (20/8). Keterangan yang diperoleh kata dia antara lain nomor paspor Nenih adalah AM 170950 dibuat pada 2008-2011.

Selanjutnya, kata Ali, paspor itu telah diperpanjang 2013-2016. Data ini menjadi dasar untuk mencari keberadaan majikannya di Arab Saudi. Selain itu ujar dia, paspor itu sebagai bahan koordinasi dengan Kantor Imigrasi, dan aparat kepolisian untuk melakukan penanganan.

Menurut Ali, tim Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah akan berangkat ke Toif. Lokasi tersebut diduga merupakan tempat bekerja Nenih di Arab Saudi. Sehingga nantinya di didapatkan kondisi Nenih yang sebenarnya.

Ali mengatakan upaya pelacakan juga dilakukan terhadap nomor telpon yang menyebarkan foto Nenih yang berdarah di Facebook dan sempat viral. Hasilnya foto tersebut diunggah ke media sosial sejak enam bulan yang lalu.

Menurut dia, kondisi terkini Nenih belum ada penjelasan. Namun informasi yang diperoleh Nenih dalam kondisi aman dan akan dipulangkan setelah hari raya Idul Adha. Kebenaran informasi ini masih ditelusuri kebenarannya.

Adik kandung Nenih, Acun Suryaman (36 tahun) mengatakan, saudaranya tersebut diduga dipukul oleh majikan pada bagian mulutnya hingga berdarah dan giginya patah. Aksi pemukulan ini hanya beberapa saat setelah Nenih mengabarkan ingin pulang ke tanah air sekitar sebulan yang lalu.

Dia menduga ketika Nenih minta dipulangkan ke Indonesia majikan di Arab Saudi malahan memukulnya. Selain mendapatkan kekerasan fisik tutur dia kakaknya tersebut juga belum mendapatkan gaji selama tiga tahun terakhir.

Acun menerangkan, selama bekera di Arab Saudi Nenih kesulitan berkomunikasi dengan keluarga di tanah air. ''Majikan melarang bawa handphone, sehingga kalau dari Indonesia menelpon ke sana tidak bisa,'' ujarnya.

Menurut Acun, keluarga bisa mendapatkan kabar jika Nenih menelpon keluarga di tanah air. Jika ketahuan menelpon maka majikannya akan marah dan memukul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement