Selasa 22 Aug 2017 16:19 WIB

Tasikmalaya Butuh 5.000 Ekor Sapi untuk Kurban

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Peternak menawarkan kambing miliknya kepada pedagang hewan kurban yang mulai berdatangan di Pasar Hewan, Ngawi, Jawa Timur, Rabu (9/8).
Foto: ANTARA FOTO
Peternak menawarkan kambing miliknya kepada pedagang hewan kurban yang mulai berdatangan di Pasar Hewan, Ngawi, Jawa Timur, Rabu (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Kabupaten Tasikmalaya memetakan jumlah kebutuhan hewan kurban jelang perayaan Idul Adha pekan depan. Hewan jenis sapi menjadi salah satu komoditas utama dalam Idul Adha yang angka kebutuhannya diprediksi meningkat.

Kabid Keswan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Distankan Kabupaten Tasik, Idik Abdullah mengatakan angka kebutuhan sapi pada periode Idul Adha berpeluang mengalami peningkatan dibanding tahu sebelumnya. Bahkan secara total, Distankan memprediksi kebutuhan hewan kurban mencapai 13 ribu ekor.

"Kebutuhan kurban sapi diprediksi naik dari tahun lalu sekitar 4.900 ekor menjadi 5.100 ekor. Dan secara keseluruhan kemungkinan total 13 ribu ekor dari  jenis kerbau, kambing, sapi dan domba," katanya pada wartawan.

Guna mencukupi kebutuhan hewan kurban, para penjual, kata dia memasok dari penggemukan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya sendiri. Adapun hewan kurban yang berasal dari luar daerah berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur atau Yogyakarta. Khusus untuk hewan dari luar Tasikmalaya, ia mewajibkan adanya lampiran surat keterangan sehat dari daerah asal hewan tersebut.

"Kebutuhan dipasok dari penggemukan di Kabupaten Tasik, kemudian dari daerah luar seperti Jateng, Jatim dan Yogya. Itu semua syaratnya sehat, selama perjalanan dibekali surat keterangan sehat dari daerah asal, supaya tidak ada penyakit berbahaya bagi manusia," ujarnya.

Untuk kesehatan hewan kurban, pihaknya memastikan belum ada penyakit berbahaya yang dilaporkan muncul. Sistem deteksi dini diberlakukan Distankan dengan mengecek sapi yang dijual.

"Penyakit berbahaya belum ditemukan, cuma antisipasi sejak dari pasar ke penampungan untuk deteksi itu," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement