REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan serangan pasukan Irak terhadap militan ISIS di kota Tal Afar telah memaksa ribuan orang melarikan diri ke wilayah Kurdi. Dilansir dari Aljazirah (22/8), penduduk yang melarikan diri harus menempuh perjalanan 10 sampai 20 jam untuk menghindari pertempuran tersebut.
"Ini gambar yang sangat menyedihkan. Beberapa orang bahkan tidak berpakaian lengkap saat mereka berusaha untuk menyelamatkan diri," ujar jurnalis Al Jazirah, bin Javaid.
Sejak Jumat, lebih dari tiga ribu orang telah tiba di dua lokasi darurat. Menurut International Organization for Migration (IOM), kebanyakan dari mereka hanya membawa pakaian yang ada di tubuh mereka saja. "Orang-orang yang kehilangan tempat tinggal ini membawa pakaian dalam jumlah sedikit, beberapa hanya memiliki pakaian yang mereka pakai, ada yang berpakaian sebagian," kata IOM dalam sebuah pernyataan.
Menurut IOM, sebagian besar penduduk harus berjalan berjam-jam dalam kondisi sulit sebelum mencapai daerah yang aman. Banyak dari mereka yang kelelahan dan menderita sakit. Bahkan untuk anak-anak ada yang menderita gizi buruk.
UNHCR, badan pengungsi PBB juga telah menerima sekitar 9.000 orang di pusat transit Hamman al-Alil dalam seminggu terakhir, dan pihaknya bersiap untuk menampung hampir 30 ribu lebih pengungsi.
"Makanan dan air hampir habis, dan orang-orang tidak memiliki kebutuhan dasar untuk bertahan hidup," kata koordinator kemanusiaan PBB di Irak, Lise Grande. Ia menambahkan, keluarga-keluarga melakukan perjalanan kaki yang panjang dalam keadaan sangat panas untuk mencapai tempat pengungsian. Mereka tiba dengan kelelahan dan mengalami dehidrasi.