REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan suku bunga acuan 7 days repo menjadi sinyal bahwa BI serius untuk melakukan pelonggaran moneter. Menurut peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, penurunan suku bunga acuan menjadi urgen meskipun tantangan eksternal diprediksi masih cukup besar seperti ketidakpastian kenaikan Fed Rate dan gejolak geopolitik.
''Harapannya setelah melakukan penurunan suku bunga acuan, BI diharapkan melakukan kebijakan terobosan lainnya seperti menaikkan LTV, pelonggaran GWM atau instrumen moneter lainnya untuk memicu pertumbuhan kredit,'' ujar Bhima, saat dihubungi, Rabu (23/8)
Ia mengatakan, jika penurunan suku bunga acuan terus dilakukan secara gradual, ada harapan pertumbuhan kreditnya bisa naik. Selain itu daya beli bisa kembali meningkat dipicu oleh ability to pay atau kemampuan membayar cicilan masyarakat yang menguat.
Logikanya, lanjut Bhima, uang yang digunakan untuk membayar cicilan kredit karena bunga kreditnya turun bisa dialihkan ke konsumsi. Jadi multiplier effect-nya diharapkan luas ke pertumbuhan ekonomi.