Alquran yang ditulis di atas kertas daluang pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Tulisan tradisional asal Lampung di atas kertas daluang pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Workshop membuat kertas daluang pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Para pengunjung mengamati pakaian yang dibuat dari kulit kayu pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Kadisparbud Jabar Ida Hernida menanam pohon Saeh (Broussonetia Papyrifera Vent) sebagai bahan baku kertas daluang pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Workshop membuat kertas daluang pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Alat-alat untuk membuat kertas kertas daluang dari kulit kayu Saeh pada Pameran Daluang, Fuya dan Tapa oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, Kamis (24/8). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bermacam benda dari kulit kayu Saeh (Broussonetia Papyrifera Vent) yang biasa disebut daluang seperti Alquran tulisan tangan, lembaran-lembaran berisi catatan kuno, pakaian dan perlatan untuk membuat daluang yang berasal dari berbagai museum di Indonesia ditampilkan pada Pameran Hidden Teasure: Daluang, Fuya dan Tapa" yang digelar Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, di Museum Sri Baduga, Kita Bandung, Kamis (24/8).
Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang sejarah peradaban manusia khususnya yang berkaitan dengan literasi, dan pakaian atau fashion melalui koleksi museum. Acara tersebut digelar hingga 15 September 2017.
Advertisement