Ahad 27 Aug 2017 17:32 WIB

Bank Mandiri Genjot Pembiayaan Sektor Properti

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Budi Raharjo
Pengunjung melihat maket perumahan di pameran properti. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat maket perumahan di pameran properti. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Bank Mandiri terus mendorong pembiayaan sektor konsumer sejalan dengan perkembangan masyarakat di segmen menengah nasional. Menurut Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Tardi, hingga triwulan II-2017, pembiayaan Bank Mandiri ke segmen consumer banking mencapai Rp 91,3 triliun, tumbuh 20,03 persen secara year on year.

"Untuk mendukung keinginan tersebut, kami akan meningkatkan pembiayaan ke sektor properti dan kepemilikan kendaraan serta di sektor kartu kredit," ujar Tardi kepada wartawan, Ahad (27/8).

Menurut Tardi, ketiga sektor tersebut menjadi penopang utama pertumbuhan bisnis konsumer pada tahun ini. Segmen KPR misalnya, tumbuh 13,82 persen menjadi Rp31,5 triliun. Sedangkan segmen auto loan tumbuh 24,95 persem menjadi Rp 23,7 triliun dan kartu kredit tumbuh 9,6 persen menjadi Rp 9,6 triliun.

Seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kata Tardi, Bank Mandiri tentu ingin menjadikan segmen konsumer ini sebagai sumber pertumbuhan perseroan. "Untuk tahun ini, kami sendiri berharap bisa mengakselerasi pertumbuhan kredit konsumer hingga di atas 20 persen hingga akhir tahun nanti," katanya.

Salah satu strategi yang didorong, kata dia, adalah meningkatkan kolaborasi dengan Bank Mandiri group, termasuk lebih dari 2.600 kantor cabang dan sekitar 3.000 jaringan mikro di seluruh Indonesia. "Khusus di KPR, kami juga menawarkan program suku bunga 6 persen fix 1 tahun dan 6,5 persen fix 2 tahun di developer tertentu," katanya.

Sementara untuk segmen Auto loan, kata dia, pembiayaan yang dilakukan Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance akan didukung pola refferal atau pemberian referensi dari jaringan cabang Mandiri serta via jaringan mobile apps.

"Untuk kartu kredit, kami ingin mendorong adanya perubahan mindset nasabah dari kartu kredit sebagai alat utang, menjadi alat intermediasi yang bisa memudahkan nasabah dalam bertransaksi," katanya.

Oleh karena itu, kata Tardi, pihaknya juga gencar mendorong peningkatan pemanfaatan kartu kredit melalui keterlibatan pada program promo wisata. Seperti program travel fair yang diselenggarakan oleh agen perjalanan, perusahaan BUMN ataupun merchant travel online. "Jumlah kartu kredit kami, saat ini mencapai 9,9 juta," katanya.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement