REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 25 September 2000, Masjid ICC Buenos Aires secara resmi dibuka. Turut hadir dalam acara tersebut Raja Fahd dari Arab Saudi dan 250 orang tamu undangan.
Bangunan utama masjid ini dapat menampung hingga 1.600 orang jamaah. Selain tem pat beribadah, Masjid ICC Buenos Aires juga dilengkapi dengan pelbagai fasilitas publik, antara lain sekolah, asrama untuk 50 murid, perpustakaan, taman dan kolam air mancur, pemancar radio komunitas, serta balai pertemuan.
Letak kompleks masjid ini sangat strategis. Tepat di seberangnya, terdapat stasiun kereta api. Sekitar 100 meter ke arah utara terdapat taman kota Paseo el Rosedal yang dipercantik dengan danau buatan. Selain itu, di sekitarnya ada pula Plane tarium Galileo Galilei, Monumen de los Espanoles, dan kawasan apartemen.
Penampakan Masjid ICC Buenos Aires sekilas merupakan perpaduan tiga unsur budaya besar dalam peradaban Islam, yakni Andalusia (Spanyol), Hijaz, dan Turki. Tampilan bangunan utama masjid ini mirip benteng peninggalan zaman keemasan Islam di Spanyol, lengkap dengan tata ruang mezquita. Adapun kubah masjid ini menyerupai kubah masjid-masjid zaman Turki Ottoman.
Sementara, bentuk dua menara yang menjulang di kanan dan kiri kubah tersebut mengingatkan kita pada menara-menara Masjid al-Haram di Makkah. Secara keseluruhan, Masjid ICC Buenos Aires didominasi warna krem kecokelatan kecuali pada bagian depan atau arah kiblatnya, yang dilapisi kaca berwarna hijau.
Kompleks Masjid ICC Buenos Aires terdiri atas dua bagian, yakni bangunan utama untuk shalat dan mezquita atau tanah lapang yang dikelilingi tembok. Di tengah-te ngah mezquita itu terdapat kolam air mancur.