REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Ciamis belum mampu mengoptimalkan penjualan stok gula putih lokal kepada masyarakat. Pasalnya harga jual dari Bulog cenderung gagal bersaing dengan harga harga gula impor.
Kepala Bulog Subdivre Ciamis, Sulais mengeluhkan lebih murahnya harga gula impor yang berdampak pada penjualan stok gula Bulog. Padahal pihaknya telah menyediakan stok gula hingga 400 ton. Jumlah stok gula berasal dari berbagai lokasi yang menjadi kewenangan Bulog Subdivre Ciamis.
"Gula ada stok produk dalam negeri dari PTPN, gula impor tidak ada di kami. Serapan sesuai kebutuhan disini stoknya sekitar 400 ton, nanti bisa datang lagi seribu ton jadi stok aman sebenarnya," katanya pada wartawan, Sabtu (2/9).
Berdasarkan aturan, Bulog diperintahkan untuk menjual gula ke distributor dengan harga Rp 11 ribu per kilogram (kg). Di tingkat pengecer harganya dipatok Rp 11.300 per kg. Dengan harga tersebut, menurutnya menyebabkan harga gula lokal tak bisa berkompetisi dengan gula impor yang lebih murah.
"Harga gula masih bersaing, banyak gula-gula impor yang lebih murah jadi penjualan ke masyarakat belum maksimal," keluhnya.
Diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017 disebutkan harga acuan pembelian gula dari petani oleh Bulog di harga Rp 9.100 per kg. Sedangkan harga acuan penjualan ke konsumen yaitu Rp 12.500 per kg.