Kamis 07 Sep 2017 10:35 WIB

Umat Konghucu dan Buddha Prihatin Tragedi Rohingya

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Pengungsi Rohingya turun dari perahu setelah berlayar di Teluk Bengal melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Pengungsi Rohingya turun dari perahu setelah berlayar di Teluk Bengal melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tragedi kemanusiaan yang dilakukan junta militer terhadap etnis Rohingya yang terjadi di Rakhine, Myanmar, menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, salah satunya umat Konghucu di Kota Tangerang. Beberapa perkumpulan dan yayasan seperti Boen Tek Bio (Pasar Lama), Boen San Bio (Pasar Baru), Boen Hay Bio (Serpong, Tangerang Selatan) dan 11 perwakilan tempat ibadah yang ada di Tangerang Raya pun mengeluarkan pernyataan sikapnya terhadap peristiwa yang terjadi di Raikhine Myanmar. 

"Kami melaksanakan ini sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap tragedi yang terjadi terhadap suku Rohingya di Myanmar," ujar Ketua Badan Pengurus Boen Tek Bio, Tan Lie di Klenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama, Kota Tangerang, Rabu (6/9) malam.

Dalam pernyataan sikap yang juga dihadiri Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Harry Kurniawan, Komandan Kodim 0506/Tangerang Letkol. Inf. M. Imam Gogor A.A, serta pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, para pengurus klenteng dan perwakilan wihara, setia serta litang-litang beserta seluruh umat buddha, konghucu dan Tao yang ada di Tangerang menyatakan prihatin atas kejadian yang terjadi di Rakhine, Myanmar.

"Kami mengutuk aksi kekerasan beserta tindak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh militer dan masyarakat sipil terhadap suku rohingya," ujar Tan Lie dihadapan wartawan.

Selain itu, mereka menyatakan meningkatkan rasa solidaritas kemanusiaan yang terjadi dengan sikap empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di pengungsian rohignya di Rakhine. Dalam pernyataan sikap tersebut, Tan Lie menyerukan kepada umat yang ada untuk tidak terprovokasi dan tetap mendukung terciptanya situasi yang kondusif dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan NKRI.

"Mendukung pemerintah RI melalui kemenlu dengan jalur diplomatik mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan penindasan terhadap suku rohingya yang ada di Rakhine dengan pendekatan kemanusiaan," katanya. 

Diakhir pernyataan sikap tersebut, para pengurus klenteng Boen Tek Bio, Boen Hay Bio, dan Boen San Bio menyerahkan bantuan berupa sumbangan dana kemanusiaan melalui MUI Kota Tangerang.  "Ini adalah awal permulaan yang kita berikan karena spontanitas dari rekan-rekan kami yang mungkin jumlahnya baru sebagian kecil yang bisa kami berikan," ujar Tan Lie.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement